JAKARTA – Di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, terdapat lima masalah kesehatan warga yang menjadi prioritas, yakni kehamilan berisiko, tuberculosis atau TBC, diabetes mellitus, serta gangguan jiwa berat. Sayangnya, masyarakat tidak menyadari, serta masih ada keluarga yang kurang peduli dengan kondisi itu. Oleh karena itu, Puskesmas Senen berinovasi menciptakan gerakan Ajak Masyarakat untuk Mandiri Hidup Sehat atau Jamu Manis.
Jamu Manis diimplementasikan melalui aplikasi HiTS, Program Tanggap HiTS, dan Edukasi Orang dengan Kewaspadaan Mandiri (Radar). Inovasi Jamu Manis menjadi terobosan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menemukan lima masalah kesehatan prioritas yang selama ini menjadi fenomena 'gunung es' di wilayah Senen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan aplikasi HiTS mendekatkan askes pelayanan secara digital, sehingga masyarakat tidak perlu datang ke puskesmas untuk melaporkan masalah kesehatan yang mereka temukan. “Selanjutnya Tim Tanggap HiTS akan menindaklanjuti laporan. Setelah itu dilakukan Edukasi Radar agar masyarakat sadar akan hidup sehat dan paham dengan penyakit serta akibatnya,” jelas Anies pada tahap presentasi dan inovasi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian PANRB beberapa waktu lalu.
Masyarakat Senen khususnya, dilibatkan menjadi kepanjangan tangan puskesmas. Melalui Jamu Manis, petugas dapat melakukan intervensi langsung terhadap ibu hamil berisiko yang tidak melakukan pemeriksaan, penderita TBC yang tidak melakukan pengobatan, dan penderita gangguan jiwa berat yang tidak mendapatkan penanganan sesuai standar.
Petugas kesehatan dapat mengetahui penyebaran penderita baru hipertensi dan diabetes mellitus yang tergolong tinggi, sehingga dapat dilakukan penyuluhan kesehatan berdasarkan lokasi prioritas melalui pemetaan otomatis pada aplikasi HiTS. Selain itu, aplikasi HiTS yang ada pada Jamu Manis merupakan inovasi pertama di Jakarta Pusat yang dapat melaporkan lima masalah kesehatan prioritas sekaligus melalui satu aplikasi.
Dengan deteksi dini, Jamu Manis berhasil meningkatkan jumlah temuan terkait lima masalah kesehatan prioritas. Hipertensi dan diabetes mellitus ditemukan 11.831 kasus baru, meningkat dari temuan sebelumnya, yakni 3.418 kasus. Pada kasus TBC, ditemukan 208 penderita baru dan telah diobati sesuai standar sehingga mencegah penularan.
Sedangkan untuk kehamilan berisiko, ditemukan 1.301 kasus baru sehingga dapat dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, penanganan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan penanganan komplikasi maternal dapat dilakukan dengan baik. Sementara untuk gangguan jiwa berat, ditemukan 131 kasus, dari sebelumya hanya 20 kasus yang ditemukan. Gangguan jiwa berat dilakukan penanganan sesuai standar, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas penderita, serta tidak membahayakan lingkungan sekitar.
Meningkatnya jumlah temuan tersebut karena masyarakat bisa mengadukan masalah kesehatan dengan cepat melalui aplikasi. “Dengan sistem daring atau online, masyarakat dapat mengakses setiap saat melalui telepon pintar, kapanpun dan dimanapun mereka berada,” ungkap Anies.
Jamu Manis berpotensi direplikasi di seluruh Puskesmas DKI Jakarta karena sangat mendukung konsep smart city. Inovasi ini juga berkesinambungan karena sebagian besar melibatkan peran penting warga dan lintas sektor yang ada di wilayah Kecamatan Senen. Karena berbasis masyarakat, maka inovasi ini juga sangat cocok jika diterapkan di wilayah lain yang ada di Indonesia. (don/HUMAS MENPANRB)