Suasana Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (07/02).
SIDOARJO – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menghadiri Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (07/02). Anas menyampaikan ucapan selamat hari lahir Nahdlatul Ulama yang ke-100 tahun.
“Selamat satu abad Nahdlatul Ulama. Kini telah terbuka gerbang abad kedua. Semoga limpahan rahmat senantiasa tercurah untuk Indonesia dan Nahdlatul Ulama. InsyaAllah NU semakin digdaya, di mana kedigdayaannya itu didedikasikan untuk peradaban dunia,” ujar Anas yang juga mantan ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Anas mengatakan, perjalanan satu abad Nahdlatul Ulama menjadi bukti nyata bahwa jamiyah ini didirikan oleh para muassis NU semata demi negeri. “Dalam setiap lika-liku sejarah, jatuh-bangun Republik, jamiyah ini tak pernah sekali pun absen hadir membersamai negeri,” ujar Anas.
Anas mengatakan, sesuai sambutan dari Presiden Joko Widodo saat Resepsi Puncak Satu Abad NU, organisasi yang didirikan K.H Hasyim Asyari itu telah memberikan warna yang luar biasa untuk Ibu Pertiwi Indonesia dengan memperkuat nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman.
Sesuai harapan Presiden Jokowi, lanjut Anas, NU ke depan juga diharapkan mempersiapkan nahdliyin-nahdliyin muda yang menguasai sains dan teknologi. “Saya juga melihat kini semakin banyak anak muda NU yang menguasai dunia digital, bukan hanya soal media sosial, tapi juga beragam dimensi teknologi informasi lainnya,” ujarnya.
Penguasaan dunia digital tersebut diyakini Anas juga akan turut mendorong kesuksesan berbagai transformasi pelayanan publik berbasis digital yang kini sedang dikebut pemerintah. “Semakin budaya digital terbentuk, pasti akan ikut mengakselerasi pelayanan publik berbasis digital,” ujarnya.
Menteri Anas yakin, PBNU dapat membantu mendorong pemberdayaan ekonomi umat kedepan dan turut serta dalam memajukan dunia digitalisasi. “Saya juga melihat PBNU terus bergerak mendorong pemberdayaan ekonomi umat, mengakselerasi pengembangan SDM, dan memajukan dunia digital, sekaligus tetap fokus dan membumi pada tradisi Nusantara dan kukuh pada penyebaran moderasi beragama,” imbuh Anas.
Salah satu tantangan terbesar NU ke depan, menurut Anas, adalah memanfaatkan bonus demografi dengan baik. “Jika kita bisa memanfaatkan bonus demografi, seperti pengalaman Jepang dan Korea, Indonesia ke depan akan semakin maju. NU punya peranan penting lewat berbagai lembaga pendidikannya. Selain itu, yang juga sangat penting adalah memperhatikan soal stunting dengan ikut memberi perhatian gizi pada ibu hamil dan balita,” ujar Anas. (HUMAS MENPANRB)