JAKARTA – Angka kematian ibu dan bayi masih menjadi polemik besar dalam dunia kesehatan. Hal ini juga dialami Kabupaten Kebumen, tercatat pada tahun 2018 sebanyak 10 angka kematian ibu dan 69 angka kematian bayi. Fakta memprihatinkan itu menginisiasi Pemerintah Kabupaten Kebumen menciptakan inovasi Stop Kematian Angka Kematian Ibu dan Anak melalui peran serta Pedagang Keliling (Sakina Peling) sebagai usaha untuk menekan angka kematian ibu dan anak.
Dalam pemaparan yang disampaikan Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, inovasi Sakina Peling merupakan usaha preventif dan promotif untuk menekan angka kematian ibu dan anak dengan cara memperluas jejaring dan melibatkan pedagang keliling.
Setelah adanya inovasi ini, angka kematian ibu dan anak di wilayah Kecamatan Buluspesantren terus mengalami penurunan. Angka kematian bayi pada 2018 sebanyak 5, turun di tahun 2019 yakni sebanyak 2 angka kematian. Selain itu, bertambahnya jumlah persalinan yang ditangani di puskesmas sebagai bukti meningkatnya pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan persalinan di Puskesmas.
Bupati Kebumen Yazid saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kementerian PANRB
“Sakina Peling adalah wujud peran serta masyarakat untuk turut serta membantu kinerja Puskesmas menekan angka kematian ibu dan anak. Pedagang keliling kita berikan pembekalan yang akan selalu di-refresh serta dievaluasi setiap tiga bulan sekali melalui pertemuan Guru Peling (Guyup Rukun Pedagang Keliling),” ujar Yazid saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kementerian PANRB beberapa waktu lalu.
Diawal trimester tahun 2019, jumlah persalinan di Puskesmas mengalami peningkatan dari total 103 kelahiran, 47 kelahiran ditangani di Puskesmas. Persalinan di Puskesmas sebanyak 45,6 persen yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 15 persen di tahun 2017 dan 35,7 persen di tahun 2018.
Menurut Yazid, pedagang keliling sangat berperan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi serta pengetahuan tersebut akan lebih cepat sampai kepada masyarakat luas, terlebih lagi hal itu dilakukan secara intens setiap harinya.
Yazid menjelaskan, memilih pedagang keliling sebagai agen karena mereka lebih dekat dengan masyarakat. Mengingat intensnya pedagang keliling melakukan kontak dengan masyarakat melalui aktivitas berdagang, mereka bisa melakukan sosialisasi seputar kehamilan dan persalinan. Pemberdayaan pedagang keliling sebagai agen dijalankan sejak tahun 2018.
Inovasi yang diinisiasi oleh UPTD Puskesmas Buluspesantren II Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kebumen ini juga selaras dengan program kesehatan nasional yaitu Indonesia Sehat dan Millennium Development Goal's (MDG’s). Menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu bersalin menjadi salah satu target dan tujuannya.
Keberhasilan inovasi ini juga terlihat dari bertambahnya jejaring puskesmas di Kabupaten Kebumen. “Bertambahnya jejaring Puskesmas sebagai wujud bertambahnya kesadaran masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan,” tutup Yazid. (del/HUMAS MENPANRB)