Menteri Asman Abnur saat memimpin rapat dengan Kepala LAN dan Kepala ANRI di Jakarta, Senin (12/06)
JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur mendesak pihak Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk segera mewujudkan program pendidikan vokasi bagi arsiparis. Hal itu dikatakan mengingat pentingnya posisi Arsiparis di lingkungan instansi pemerintah, namun jumlah arsiparis saat ini sangat terbatas.
Hal tersebut dikatakannya saat memimpin rapat bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto dan Kepala ANRI Mustari Irawan, di Kantor Kementerian PANRB, Senin (12/06). Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari rakor yang telah diadakan pada bulan lalu.
Hadir dalam rapat tersebut Kepala ANRI Mustari Irawan, Sesmen PANRB Dwi Wahyu Atmaji, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Rini Widyantini, Deputi SDM Aparatur Setiawan Wangsaatmaja, serta pejabat di lingkungan ANRI dan LAN.
Lebih lanjut Menteri menyarankan agar LAN dan ANRI dapat bekerjasama dengan badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri sebagai tempat diklat arsiparis.
Langkah itu diperlukan mengingat LAN hanya ada tiga lokasi yang bisa dimanfaatkan dengan kapasitas masing-masing 60 orang, sementara kebutuhan Arsiparis yang mencapai 142.760. "Jumlah kebutuhan Arsiparis cukup banyak, sedangkan kampus yang dimiliki LAN daya tampungnya terbatas. Ada baiknya bekerjasama dengan pihak BPSDM untuk fasilitas tersebut, karena BPSDM terdapat di hampir seluruh provinsi," katanya.
Untuk pemenuhan tenaga arsiparis, Menteri juga mendesak pemerintah daerah agar nantinya mengirimkan pegawainya untuk dilatih menjadi arsiparis sebanyak dua orang PNS, yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh daerah masing masing. Kalau setipa pemda menirim dua orang, maka setidaknya jumlah arsiparis akan bertambah 100 ribu lebih, sehingga dalam waktu dekat kebutuhan tenaga Arsiparis dapat segera terpenuhi.
Kepala LAN Adi Suryanto mengatakan, kampus STIA LAN baru terdapat di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Makasar. Sedangkan daya tampung dari ketiga kampus tersebut hanya 60 siswa, sehingga dalam setahun total lulusan dari 3 kampus tersebut hanya 180 siswa. Jumlah tersebut masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan arsiparis yang mencapai 142.760.
Dalam rakor tersebut Deputi Bidang SDM Aparatur Setiawan Wangsaatmaja mengatakan terdapat dua opsi untuk memenuhi pegawai arsiparis. Pertama mendidik PNS yang ada menjadi Arsiparis melalui pembinaan serta pelatihan. Alternatif kedua, melalui jalur sekolah kedinasan. "Namun untuk saat ini, yang paling memungkinkan adalah dengan mendidik PNS yang sudah ada," ujarnya. (byu/HUMASMENPANRB)