JAKARTA – Panjangnya waktu tunggu pasien akibat lamanya proses pelayanan administrasi mengakibatkan pasien menumpuk di pagi hari untuk mengambil nomor antrean. Untuk mengurangi kondisi tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Simo Boyolali membuat sistem terintegrasi layanan yang diberi nama Si Teri Lapar.
Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri mengatakan bahwa Si Teri Lapar merupakan gabungan dari beberapa sistem pelayanan yang terintegrasi sehingga bisa memberikan pelayanan cepat secara online maupun offline dan memberikan informasi real-time kepada calon pasien. “Si Teri Lapar menjadi solusi untuk memotong waktu dalam proses administrasi pendaftaran pasien rawat jalan serta sebagai portal informasi mengenai RSUD Simo,” jelasnya saat wawancara dengan Tim Humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Pelayanan yang ditawarkan melalui Si Teri Lapar memberikan kemudahan bagi calon pasien, pasien, serta pegawai RSUD Simo. Kemudahan ini antara lain ditujukan agar dapat memberikan keleluasaan bagi calon pasien untuk memilih secara daring, mulai dari tanggal kunjungan, poliklinik tujuan, serta dokter. Reservasi daring ini dapat membuat pasien datang sekitar 10-15 menit sebelum waktu dilayani dokter sehingga tidak menyebabkan penumpukan di ruang tunggu.
Kemudahan kedua yang ditawarkan adalah memotong proses pelayanan administrasi pendaftaran pasien dengan menggunakan sistem terintegrasi pada anjungan pasien mandiri. Sistem integrasi ini membuat proses pendaftaran hanya menjadi 30 detik per pasien, dapat melacak rekam medis pasien dengan cepat, serta mencetak tiket antrean, surat eligibilitas peserta BPJS Kesehatan, dan kartu rekam medis.
Si Teri Lapar juga dijadikan sebagai portal informasi terkini terkait RSUD Simo. Melalui aplikasi ini, dapat diketahui secara langsung mengenai jadwal buka poliklinik, daftar dokter jaga, hingga ketersediaan kasur untuk rawat inap. Selain itu, terbuka juga akses untuk berinteraksi dengan pihak rumah sakit secara daring, seperti memberikan kritik dan saran serta melakukan konsultasi kesehatan.
Sistem Si Teri Lapar yang dikembangkan secara mandiri oleh pegawai RSUD Simo ini juga berperan dalam meratakan jumlah kunjungan pasien tiap harinya dan tidak membuat ruang tunggu penuh sesak. Sejak diimplementasikan, kunjungan rata-rata pasien per harinya mencapai 110-120 pasien per hari, meningkat sekitar 10-15 persen dari sebelum adanya aplikasi ini.
Untuk menjamin keberlanjutan implementasi Si Teri Lapar, telah dikeluarkan Keputusan Direktur RSUD Simo No. 445/631/2019 tentang Pemberlakuan Sistem Terintegrasi Layanan Administrasi Pasien Rawat Jalan pada RSUD Simo Kabupaten Boyolali. Adapun sistem terintegrasi tersebut mencakup delapan hal, yakni aplikasi berbasis smartphone, anjungan pasien mandiri, layar informasi, SMS gateway, tombol pemanggil elektronik, pengaturan bagi admin sistem, Datasnap REST API, serta sistem informasi rumah sakit.
“Si Teri Lapar merupakan komitmen untuk mengubah pola kerja melalui pemanfataan teknologi informasi demi percepatan pelayanan dengan memberikan kenyamanan kepada pasien serta informasi sebagai bukti peningkatan kualitas pelayanan publik RSUD Simo,” pungkas Masruri. (ald/HUMAS MENPANRB)