Suasana pemberkasan CPNS Kementerian PANRB dan KASN di kantor Kementerian PANRB, Jumat (11/01).
JAKARTA – Pegawai Negeri Sipil (PNS) tak cukup bermodal dengan nilai akademis yang baik saja. Sebagai penyelenggara negara, PNS dituntut memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan, serta kemampuan lain yang menunjang dalam jabatan yang ia lamar.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Dwi Wahyu Atmaji, saat tahap pemberkasan CPNS Kementerian PANRB dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), di Jakarta, Jumat (11/01). “Mereka yang pintar juga harus punya tanggung jawab, disiplin, dan yang paling penting memiliki wawasan kebangsaan dan integritas. Orang pintar kalau tidak punya integritas, daya merusaknya lebih besar, ” ujar Atmaji.
Sebanyak 133 peserta CPNS Kementerian PANRB dan KASN lolos hingga tahap pemberkasan. Jumlah tersebut terdiri dari 86 peserta yang melamar di Kementerian PANRB dan 47 peserta yang melamar di KASN. Sedianya ada 87 peserta Kementerian PANRB yang berhak lolos hingga tahap pemberkasan, namun satu orang peserta tidak hadir sehingga dianggap mengundurkan diri.
Atmaji mengatakan bahwa para calon abdi negara yang diterima hingga tahap ini adalah yang mampu dan memiliki komitmen kuat. Ia pun mengajak semua peserta untuk membangun birokrasi Indonesia yang lebih baik. “Ini sebuah arena pengabdian bagi adik-adik semua,” tegasnya.
Di tengah dunia sedang menghadapi gelombang globaliasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat ini, tantangan juga semakin kompleks. Di era ini, kritik terhadap pemerintah sering kali dibungkus dengan berita bohong atau hoaks. Untuk itu, Atmaji juga mengajak para PNS untuk tidak ikut menyebar berita bohong. “ASN tidak menjadi bagian dari masalah tapi bagian dari yang memecahkan masalah. Jangan ikut-ikutan menyebarkan hoaks!” imbuhnya.
Apalagi, mereka diseleksi secara ketat mulai dari tahap administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) yang terdiri dari beberapa bagian. Dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang diterapkan pada SKD dan SKB, tidak ada celah kecurangan sama sekali sebab nilai peserta langsung muncul setelah selesai mengerjakan tugas. Keamanan soal pun dijamin dengan sistem keamanan yang dienkripsi oleh tiga instansi pemerintah.
Transparansi sistem rekrutmen ini pun diakui oleh para peserta. “Karena setelah mengalami sendiri sistemnya, saya melihat bahwa semua proses rekrutmen dari administrasi hingga pemberkasan berjalan dengan baik dan transparan,” ujar salah seorang peserta asal Kupang, bernama Virgilio De Jesus, di lokasi pemberkasan.
Apresiasi terhadap sistem rekrutmen ini juga disampaikan Yanuar Afadan, peserta asal Semarang. Menurutnya, rekrutmen kali ini sudah akuntabel. “Rangkaian SKB terdiri dari beberapa subtes, sehingga asesmen bersifat komprehensif,” kata Yanuar. (don/HUMAS MENPANRB)