JAKARTA – Pemerataan fasilitas kesehatan di Provinsi Kalimantan Utara terhambat karena dihadapkan pada kondisi geografis yang terdiri dari daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Kendala akses yang sangat sulit ditempuh melalui akses darat maupun sungai, membuat Provinsi Kalimantan Utara harus berpikir kreatif dan solutif.
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara menghadirkan inovasi bernama Program Layanan Dokter Terbang Kalimantan Utara (Pro Lantera KU). Inovasi tersebut memudahkan masyarakat di DTPK mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya tindakan spesialis secara tepat, akurat, dan gratis.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dalam presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2020 secara virtual, beberapa waktu lalu mengatakan nama lantera diambil dari kata lentera karena memiliki filosofi tersendiri yakni sebagai penerang. “Lentera itu adalah lampu yang digunakan masyarakat dulu dan sekarang yang bisa memberikan cahaya. Pelayanan ini memberikan upaya agar masyarakat merasakan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Dijelaskan, pesawat menjadi moda transportasi andalan dalam inovasi Pro Lantera KU karena cepat dan mampu menjangkau DTPK. “Satu-satunya sarana transportasi di Kalimantan Utara yang bisa mencapai daerah tersebut adalah pesawat kecil dengan satu baling-baling,” terang Irianto.
Dokter spesialis beserta alat kesehatan akan dikerahkan ke daerah DTPK menggunakan pesawat. Disamping melakukan perjalanan menggunakan pesawat, setelah mendarat di bandara para dokter perlu berjalan kaki, menggunakan perahu kecil, atau kendaraan bermotor saat menyusuri hutan demi menemui pasien. Beberapa dokter spesialis yang terlibat adalah dokter spesialis penyakit dalam, anak, kandungan, jantung, kulit, dan dokter gigi.
Sebagai informasi, Provinsi Kalimantan Utara merupakan daerah dengan posisi geografis berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Terdapat lima kecamatan di Kabupaten Malinau, empat kecamatan yang termasuk daerah terpencil di Kabupaten Bulungan serta 15 kecamatan di Kabupaten Nunukan yang merupakan daerah perbatasan dan sebagian adalah wilayah terpencil dan pedalaman.
Pro Lantera KU telah melayani 24 desa di Kabupaten Nunukan, 13 desa di Kabupaten Malinau, dan 9 desa di Kabupaten Bulungan sejak tahun 2014 sampai Maret 2020. Terhitung masyarakat yang telah terlayani sejumlah 9.708 orang. Dari segi pembiayaan terdapat efisiensi biaya yang bisa dihemat oleh masyarakat maupun pemerintah.
Inovasi yang telah dijalankan selama enam tahun ini tentunya dihadapkan dengan berbagai permasalahan, antara lain medan yang sulit, cuaca ekstrem, dan kendala teknis pesawat. Justru permasalahan sosial yang paling sulit dihadapi, khususnya menyadarkan masyarakat akan pentingnya inovasi Pro Lantera KU sebagai sarana menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi masyarakat luas. “Yang paling sulit membangun kesadaran manusia, meskipun inovasi ini tujuannya baik, ada yang tidak suka sampai menebar fitnah, ujaran kebencian, dan politisasi. Tapi kita tidak boleh menyerah,” tegasnya.
Guna menopang efektivitas program inovasi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mengupayakan program lainnya sebagai pendukung dan pengembangan inovasi yaitu ambulans air dan ambulans udara. Ambulans air yang sudah terealisasi memudahkan warga dari daerah yang sulit dijangkau layanan kesehatan serta membutuhkan pertolongan khusus dapat segera dibawa dan dijemput petugas kesehatan khususnya melalui sungai dan laut. Sementara ambulans udara masih dalam tahap perencanaan. (clr/HUMAS MENPANRB)