JAKARTA – RSUD Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung menjumpai beragam tantangan dalam penanganan kegawatdaruratan jantung. Diantaranya tingginya angka kematian penyakit jantung yang terjadi dalam perjalanan menuju rumah sakit (dead on arrival).
Selain itu, tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat serangan jantung, serta belum adanya Tim Syndroma Koronaria Akut yang terintegrasi di Kabupaten Tulungagung. Menjawab tantangan tersebut, Kabupaten Tulungagung melahirkan inovasi Laskar (Layanan Syndroma Koronaria Akut Terintegrasi).
Inovasi Laskar fokus pada kecepatan, ketepatan, dan profesionalitas dalam penanganan kegawatan pasien serangan jantung tanpa diskriminasi. Maksud tanpa diskriminasi disini adalah pasien umum, pasien peserta BPJS, maupun pasien dengan asuransi yang lain sama-sama mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat.
Pelayanan Laskar juga mengutamakan keselamatan pasien, termasuk masyarakat miskin yang tidak memiliki penjamin untuk biaya yang ditanggung oleh RSUD Dr. Iskak dan Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Dengan cara ini, Laskar dapat menurunkan response time penanganan kegawatdaruratan jantung sehingga angka keberhasilannya meningkat.
Selama empat tahun diterapkan, Laskar telah menyediakan layanan dimulai dari pre-hospital, inter hospital, dan intra hospital dengan membentuk tim Syndroma Koronaria Akut Terintegrasi. Tim tersebut bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat, memberikan penanganan serangan jantung yang terintegrasi sejak pre-hospital sampai hospital.
“Masyarakat itu harus diberi edukasi tentang mengenali tanda dan gejala awal serangan jantung. Selain itu, juga diberikan pelatihan tentang pertolongan pertama bila menemukan pasien henti jantung.,” ujar Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat presentasi Top 99 dan 15 finalis kelompok khusus KIPP 2020 beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan tersebut, Maryoto juga menjelaskan bagaimana alur inovasi laskar ini berjalan. “Langkah awal sekali cukup sederhana, masyarakat apabila menemukan atau mengalami serangan jantung cukup telepon 119/0355-320119 atau menekan emergency button di Android,” imbuhnya.
Saat melakukan panggilan telepon, petugas call center akan menanyakan identitas penelepon, tempat kejadian, kondisi korban dengan menggunakan panduan protokol yang ada di sistem Publik Safety Center (PSC). Data dari penelepon akan diseleksi oleh commander (dokter jaga). Apabila kondisi pasien tersebut dicurigai serangan jantung maka akan diarahkan oleh petugas dispatcher ke fasilitas kesehatan terdekat yang memiliki sarana untuk mendiagnosa dan penanganan pertama pada pasien serangan jantung.
Jika terjadi henti jantung pada pasien, keluarga yang sudah dilatih melakukan bantuan hidup dasar dipandu oleh commander untuk melakukan pijat jantung sambil menunggu tim ambulans PSC 119. Selain menugaskan tim ambulans PSC 119 yang terdekat, commander akan terus melakukan monitor kondisi pasien dan keberadaan ambulans melalui digital mapping sampai tiba di IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
Setelah mendapat konfirmasi bahwa pasien serangan jantung, maka langkah berikutnya adalah mengaktifkan tim IGD (instalasi gawat darurat) dan persiapan reperfusi (pembukaan sumbatan pembuluh darah jantung) sebelum pasien tiba di rumah sakit. “Langkah-langkah ini dapat menjamin cepatnya reperfusi, karena saat pasien tiba di IGD karena sudah disiapkan sebelumnya,” jelas Maryoto.
Pemerintah Kabupaten Tulungagung berkomitmen mendukung inovasi Laskar dengan memperkuat payung hukum. Pada 2016, Bupati Tulungagung menetapkan Surat Keputusan Bupati No. 188.45/80/013/2016 tentang Tim Sindrom Koroner Akut (SKA) yang terintegrasi. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung No. 6/2018 tentang Pelayanan Publik juga diterbitkan dengan penganggaran melekat pada sistem penganggaran Rencana Bisnis Anggaran (RBA) maupun Rencana Strategi Bisnis (RSB) PPK-BLUD RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
Program inovasi Laskar telah diimplementasikan sejak 2016 dengan mengintegrasikan inovasi lain di RSUD Dr. Iskak Tulungagung diantaranya Instagram (Instalasi Gawat Darurat Modern) Tems (Tulungagung Emergency Medical Services), PSC (Publik Safety Center), dan sektor lainya. Dua inovasi pendahulunya tersebut telah berhasil ditetapkan sebagai Top 35 Sinovik 2016 dan Top 40 Sinovik pada tahun 2018. Pada 2019, inovasi PSC juga mendapatkan penghargaan dari International Hospital Federation (IHF), Oman 2019 sebagai nominasi terbaik dalam kategori Social Responsibility.
Inovasi Laskar juga dapat diterapkan di tempat lain terutama di wilayah Indonesia atau di negara-negara berkembang yang menghadapi permasalahan serupa dengan Kabupaten Tulungagung. Telah banyak kabupaten/kota di Indonesia yang melakukan studi banding inovasi Laskar di RSUD dr. Iskak Tulungagung untuk mereplikasi. Inovasi ini juga menjadi media pembelajaran bagi para dokter dalam seminar nasional dan Live Demo Proctorship. Para peserta seminar menjadikan model inovasi Laskar RSUD Dr. Iskak Tulungagung untuk dikembangkan di rumah sakit masing-masing. (rum/HUMAS MENPANRB)