JAKARTA – Kabupaten Aceh Jaya dihadapkan pada permasalahan pelayanan kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih sangat rendah. Mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah perubahan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui inovasi Saweu Ureung Saket (SUS) yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya.
Pelayanan kesehatan masyarakat yang menyentuh langsung ke rumah-rumah orang sakit tersebut merupakan suatu upaya meningkatkan umur harapan hidup dan menurunkan angka kematian agar masyarakat menjadi sejahtera. Dalam implementasinya, mobil ambulans bukan hanya untuk mengantar pasien rujukan dari puskesmas ke rumah sakit saja, tetapi juga untuk menjemput pasien di rumah kemudian dibawa ke puskesmas. Begitu juga dengan kendaraan roda dua digunakan untuk mengunjungi pasien dirumah.
Inovasi ini awalnya dikemukakan pada saat Bupati Aceh Jaya T. Irfan TB dan Wakil Bupati Aceh Jaya Teungku Yusri Sofyan masih mencalonkan diri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Jaya periode 2017 - 2020. “Setelah 2 bulan dilantik, kami launching inovasi SUS ini dengan diawali pemberian sepeda motor untuk alat transportasi dan ambulans kepada 12 puskesmas di Kabupaten Aceh Jaya,” ujar Irfan saat diwawancarai Tim Humas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) secara virtual beberapa pekan lalu.
Saat ini terdapat 12 puskesmas di Kabupaten Aceh Jaya yang aktif melaksanakan SUS ke rumah-rumah. Melalui SUS, puskesmas dan RSUD siap melayani dengan sarana mobil ambulans/mobil puskesmas/ambulans desa yang disediakan dengan alat-alat kesehatan, obat-obatan, serta bahan medis yang habis pakai serta alat sterilisasi bahan-bahan. “Dalam pelaksanaannya, inovasi ini dilakukan di dinas kesehatan, puskesmas, serta stakeholder terkait,” imbuh Irfan.
Inovasi tersebut juga memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni meningkatkan peran pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh menuju Aceh Jaya sehat, serta meningkatkan kualitas kesehatan individu, kelompok, keluarga dan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan langsung di rumah.
SUS telah dilakukan sejak tahun 2016 dengan output menurunkan angka kesakitan dan kematian dalam lingkup masyarakat Aceh Jaya. Pada tahun awal inovasi dikembangkan secara teknis masyarakat yang dikunjungi merupakan masyarakat dengan keterbatasan ekonomi yang mengalami sakit, penyakit menahun, dan lanjut usia. Selanjutnya dilakukan pembaharuan dengan tetap melakukan kegiatan teknis tersebut ditambah dengan kriteria masyarakat yang dikunjungi adalah masyarakat dengan keterbatasan ekonomi yang mengalami gangguan jiwa, ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, serta bayi yang baru lahir.
“Setelah SUS ini dilaksanakan, kita punya regulasi dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tenaga medis yang ada selalu terjadwal melaksanakan kunjungan ke kampung yang masyarakatnya kesulitan dalam moda transportasi dan juga masyarakat yang sulit untuk menjangkau pusat-pusat pelayanan kesehatan,” terang Irfan.
Inovasi SUS merupakan inovasi asli dari dinas kesehatan Kabupaten Aceh Jaya yang bekerja sama dengan puskesmas. Irfan menambahkan inovasi tersebut akan terus dilanjutkan melihat apresiasi dan semangat dari masyarakat. Ia berharap agar tenaga medis dapat terus memberi kontribusi. “Kami harapkan kepada tenaga medis kita yang sudah ditugaskan dalam pelaksanaan tugas ini terus bekerja dengan baik dan tanpa ada pamrih dalam pelaksanaan pengabdian dibidang kesehatan kepada masyarakat,” pungkasnya. (fik/HUMAS MENPANRB)