Pin It

Cover BERITA KHUSUS Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020

 

JAKARTA – Kabupaten Lamongan merupakan salah satu lumbung jagung di Jawa Timur. Namun pertanian jagung di kabupaten tersebut masih mengalami dua masalah utama sehingga hasilnya belum optimal, yakni produktivitas masih rendah dan tingginya kesenjangan hasil pendapatan yang diterima petani.

Untuk menangani masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Lamongan bangkit lewat inovasi pertanian jagung yang diberi nama Tani Jago Dilan atau Tani Jago Daulat Jagung Indonesia dari Lamongan. Niat utamanya adalah agar petani jagung berdaulat di negeri sendiri serta Kabupaten Lamongan dapat berkontribusi dalam percepatan swasembada jagung.

“Inovasi ini dilatarbelakangi kondisi dimana saat ini Indonesia masih mengimpor untuk memenuhi kebutuhan jagung, utamanya untuk pakan ternak. Ini semua karena produksi dan produktivitas dalam negeri yang kurang optimal,” ujar Bupati Lamongan Fadeli, saat mempresentasikan inovasi ini pada Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020, secara virtual beberapa waktu lalu.

Menurut Fadeli, inovasi Tani Jago Dilan adalah sebuah pembaruan dari pertanian jagung konvensional ke jagung modern. Inovasi ini dibangun dengan kokoh melalui penyusunan road map, action plan, pengembangan lebih lanjut, dan masif yang berorientasi pada hasil.

“Kita buat tahapan pelaksanaan secara detail, kita juga membuat kawasan percontohan, sampai memfasilitasi para petani jagung, kita juga evaluasi pelaksanaanya. Semuanya harus terukur,” imbuhnya.

 

20200710 Tani Jago Dilan Tani Jago Daulat Jagung Indonesia dari Lamongan Kabupaten Lamongan 2

 

Tani Jago Dilan mempunyai kelebihan dibanding pertanian jagung konvensional karena memanfaatkan semua komponen faktor produksi budidaya jagung modern yang berimplikasi langsung pada hasil, peningkatan pendapatan petani, dan efisensi produksi.

Berdasarkan hasil pemantauan Pemkab Lamongan, pertanian jagung konvensional hanya mampu menghasilkan 5,8 ton/hektare pada tahun 2015. Ketika inisiasi Tani Jago Lamongan dilakukan pada akhir tahun 2016 dengan lahan percontohan seluas 100 hektare di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro mampu menghasilkan produktivitas rata-rata 10,6 ton/hektare.

Komitmen Pemkab Lamongan untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan inovasi Tani Jago Dilan juga sangat tinggi. Secara rutin, dilakukan monitoring, evaluasi dan rencana tindak lanjut terhadap penerapan inovasi ini. “Untuk menjamin eksistensi inovasi ini, saat ini terus kami kembangkan produk-produk olahan dari hasil pertanian jagung,” jelas Fadeli.

Inovasi Tani Jago Dilan juga telah direplikasi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan. Banyak kelompok tani dari kecamatan lain di Lamongan sudah mengunjungi lokasi Tani Jago Dilan yang tersebar di 15 kecamatan untuk belajar langsung pertanian jagung modern. Pertanian jagung modern ini juga sudah berkembang, dari semula hanya di satu lokasi percontohan dengan satu kelompok tani menjadi 350 kelompok tani. (rum/HUMAS MENPANRB)