Ilustrasi
JAKARTA – Pendaftaran sekolah kedinasan resmi ditutup. Sebanyak 323.669 sudah melakukan pendaftaran secara online. Jumlah ini meningkat dari pendaftar sekolah kedinasan tahun 2017 lalu yang jumlahnya 284.697 orang. Artinya, dibanding tahun lalu, pendaftar yang sudah registrasi mengalami kenaikan sebesar 38.927 orang.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Herman Suryatman mengatakan, naiknya minat generasi milenium untuk menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) ini karena tingkat kepercayaan publik yang juga meningkat. “Peningkatan itu menunjukkan kepercayaan publik yang semakin baik terhadap proses rekrutmen yang saat ini bersih dari segala praktik KKN,” jelasnya, di Jakarta, Selasa (01/05).
Pendaftaran serentak yang dilakukan secara online juga mereduksi adanya pihak yang melakukan pendaftaran diluar ketentuan yang diatur pemerintah. Tes yang berbasis Computer Asissted Test (CAT) ini juga meningkatkan kepercayaan publik. “Hasil dari setiap tes tergantung dari kemampuan diri sendiri. Tidak ada pihak yang bisa membantu,” tegas Herman.
Berdasarkan data dari Panitia Seleksi Nasional (Panselnas), Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN masih menjadi favorit dengan jumlah pendaftar sebanyak 147.702 yang memperebutkan 7.301 kursi. Jumlah pendaftar ini menurun dari tahun lalu, yakni sebanyak 166.315 yang merebutkan 6.961 formasi.
Sekolah kedinasan favorit urutan kedua ditempati oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang tahun ini mencapai 46.062 pelamar. Instansi pendidikan di bawah Kementerian Dalam Negeri ini membuka formasi untuk 2000 calon taruna. Sama seperti PKN STAN, jumlah ini juga sedikit menurun dari tahun lalu yang mencapai 48.657 pendaftar untuk memperebutkan 1.689 formasi.
Peningkatan terjadi di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi yang tahun ini mencapai 11.584 pelamar untuk memperebutkan 912 formasi. Tahun lalu, pelamar sekolah dibawah naungan Kementerian Perhubungan ini sebanyak 8.441 orang.
Tidak hanya STTD, Politeknik Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim) yang bernaung dibawah Kementerian Hukum dan HAM juga mengalami peningkatan pelamar. Jika tahun lalu jumlah di dua sekolah itu mencapai 13.707 pelamar, tahun ini meningkat menjadi 18.571 pelamar.
Sekolah Tinggi Sandi Negara yang bernaung dibawah Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) tahun ini membuka 100 formasi, dengan jumlah pelamar sebanyak 2.483. Jumlah ini meningkat dari pelamar tahun lalu yakni 2.280 orang.
Sekolah kedinasan lain yang cukup banyak diminati adalah Politeknik Statistika STIS milik Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah 17.886 pelamar. Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG) juga diminati para lulusan SMA dengan jumlah 7.804 pelamar. Padahal sekolah yang dikelola oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika itu hanya membuka 250 kursi.
Kemudian Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, sebanyak 4.339 pelamar yang merebutkan 96 formasi. Disusul Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang mendapat jumlah pelamar sebanyak 2.438.
Sementara itu, sekolah kedinasan yang tidak terlalu banyak pelamar adalah Politeknik Pelayaran Surabaya yang hanya membuka 192 formasi. Tahun ini jumlah pelamar di sekolah itu sebanyak 899 orang. Sedangkan di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan yang hanya membuka 24 formasi mendapat jumlah pelamar sebanyak 1.110 orang.
Peningkatan jumlah pelamar tahun ini juga dikarenakan Kementerian Perhubungan membuka formasi untuk 11 sekolah kedinasan miliknya. Sementara tahun 2017 kemarin, Kemenhub hanya membuka formasi untuk STTD Bekasi.
Para pelamar sekolah kedinasan harus mengikuti sejumlah tahapan tes. Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 22/2018, tes itu adalah seleksi administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dan seleksi lanjutan. Dalam tahap SKD, soal terdiri dari Test Intelijensi Umum (TIU), Test Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Test Karaktersitik Pribadi (TKP). Seleksi lanjutan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing instansi.
Semua pelamar diharapkan mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi rangkaian tes tersebut. “Persiapkan diri, baik fisik, mental, maupun wawasan. Tidak ada yang bisa menjamin kelulusan selain diri masing-masing peserta,” imbau Herman. (don/HUMAS MENPANRB)