Pin It

20171018 MENTERI Peninjauan Kumham Kanwil DKI Tes SKB 2

 

JAKARTA – Saat ini Kementerian Hukum dan HAM sedang melaksanakan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dengan sistem yang berbasis teknologi digital atau IT. Sistem ini bahkan tidak memungkinkan pewawancara mengetahui pertanyaan apa saja yang akan diajukan pada peserta. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, mengatakan sistem ini akan dijadikan model bagi 61 kementerian atau lembaga yang sedang membuka lowongan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Khusus hari ini, saya melihat yang dilaksanakan oleh Kemenkumham soal tes wawancara. Tadi sudah dijelaskan secara transparan, tidak mungkin lagi ini ada sesuatu yang dimainkan. Maka dari itu saya sudah ambil kesimpulan, di 61 kementerian atau lembaga akan kita replikasi,” ujar Menteri Asman saat meninjau SKB CPNS KemenkumHAM di Kantor Wilayah KemenkumHAM, Jakarta, Rabu (18/10).

Menteri Asman pun telah meminta izin kepada MenkumHAM Yasonna Laoly untuk menggunakan sistem ini secara nasional. Harapannya, dengan sistem modern seperti ini penerimaan PNS akan lebih obyektif dan transparan. Sistem yang digunakan ini tidak kalah oleh sistem rekurtmen yang dilakukan korporasi swasta.

Menteri Asman menjelaskan, CPNS yang lolos nantinya adalah orang-orang pilihan yang memang memiliki kompetensi, bukan hasil dari ‘titipan’. “Jadi kita berharap orang-orang pilihan lah yang masuk PNS. Bukan orang titipan. Yang sesuai dengan kemampuan tesnya, bukan kemampuan bekingnya,” tegasnya.

Sebelumnya, dijelaskan Menteri Yasonna, sistem ini akan sangat transparan dan mereduksi penilaian subyektif. Hal itu disebabkan karena penguji sendiri tidak tahu pertanyaan dan siapa yang akan diwawancara. “Jadi mereka daftar, lalu masuk di tempat wawancara diketik nomor registrasi dan muncul namanya, riwayat hidupnya, di komputer itu. Dan pewawancara tidak tahu siapa yang diwawancara, karena random, pertanyaannya juga,” jelas Menteri Yasonna.

Untuk sistem penilaian, ia menjelaskan komputer sudah diprogram sedemikian rupa sehingga nilai dapat muncul secara otomatis sesuai bobot jawaban peserta SKB. Nilai itu tergantung dari clue jawaban yang juga sudah diprogram. “Langsung komputer memberikan pertanyaan dan clue jawaban. Dan kalau begini jawabannya nilainya tinggi, kalau begini sedang, kalau begini rendah,” sambungnya menjelaskan.

Meski pertanyaan sudah ditentukan, penguji tetap bisa memberikan pertanyaan tambahan jika dibutuhkan. Dia juga menjelaskan, pertanyaan-pertanyaan ini dibuat oleh tim yang terdiri dari psikolog, ahli dalam bidang tertentu, dan tim khusus dari AURI.

Setelah nilai dari jawaban peserta muncul, maka sudah bisa diganti lagi. Karena menjunjung tinggi transparansi, peserta pun bisa menghitung sendiri nilai gabungan selama ia mengikuti seleksi CPNS.

“Setiap pertanyaan masuk angka. Setelah selesai masuk nilai, tidak bisa diubah lagi, by system. Nanti digabung dengan CAT dan tes bidang yang lalu. Dia bisa hitung sendiri nanti,” imbuhnya.

Ditegaskan, pada rekrutmen PNS tahun ini, tidak ada ruang untuk calo. Menteri Yasonna kembali mengimbau kepada semua peserta untuk tidak percaya pada seseorang yang menjanjikan kelulusan. Bahkan seorang menteri pun tidak bisa mengintervensi proses rekrutmen ini. Kelulusan ditentukan oleh kemampuan dan prestasi peserta.

“Bahkan saya sebagai menteri untuk mengintervensi. Sekarang seluruh indonesia berlangsung seperti itu. Dengan sistem ini kita sampaikan kepada mereka tidak memungkinkan ada calo. Kemampuan anda, prestasi anda, itu yang menentukan lulus atau tidak,” pungkasnya. (don/HUMASMENPANRB)