Tangkapan layar suasana Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2023 pada hari ke-10, Rabu (12/07).
JAKARTA – Memasuki hari kesepuluh, varian inovasi asal Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) unjuk kebolehan dihadapan Tim Panel Independen (TPI), Rabu (12/07). Sembilan inovasi tersebut bergerak dibidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Inovasi E-REBON atau Elektronik Rekomendasi Pembudidaya Pengolah dan Nelayan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengawali prosesi presentasi dan wawancara hari ini. Wakil Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan E-REBON merupakan terobosan Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo untuk pemberian layanan rekomendasi BBM dan penerbitan Surat Keterangan Asal Ikan (SKAI) secara daring.
E-REBON lahir karena potensi sektor perikanan Kabupaten Sidoarjo yang tinggi, namun terdapat permasalahan yang dihadapi kelompok masyarakat di bidang perikanan. Mulai dari kesulitan mendapatkan BBM, jarak jauh untuk mengurus administrasi operasional harian, hingga ketidakjelasan SKAI.
“Dengan E-REBON, nelayan mendapatkan kapasitas pembelian BBM sesuai kebutuhan sehingga dapat beraktivitas dengan normal, biaya pengurusan menjadi noh rupial karena dilakukan secara daring, pengurusan SKAI secara daring dan dicetak secara mandiri untuk meningkatkan ekspor ikan, serta yang paling utama dapat mengurangi kemiskinan nelayan,” jelas Subandi.
Inovasi kedua masih berasal dari Kabupaten Sidoarjo yang diinisiasi oleh Puskesmas Porong dengan inovasi Kopi Pahit (Kompilasi Inovasi Porong Cegah dan Atasi Stunting). Inovasi ini merupakan penatalaksanaan intervensi balita stunting di Kabupaten Sidoarjo.
Subandi mengatakan Kopi Pahit dikembangkan untuk memudahkan mengetahui status balita stunting secara mudah dan cepat dan membuat intervensi balita stunting lebih spesifik karena aplikasi ini memiliki memiliki fitur kuesioner untuk mengidentifikasi faktor risiko penyebab stunting.
Orang tua atau kader kesehatan dapat mengukur tinggi badan dan berat badan balita di posyandu atau secara mandiri yang hasilnya di-input melalui Kopi Pahit. Jika terdeteksi stunting, akan mengisi kuesioner dan data yang telah ter-input akan diolah melalui admin untuk segera ditindaklanjuti. Kopi Pahit berhasil menurunkan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Porong dari 28 persen di 2019 menjadi 3,61 persen di 2022.
Presentasi dilanjutkan oleh Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah yang menjelaskan inovasi SiKaPal atau Sistem Keamanan Pelayaran. Disampaikan, inovasi besutan Dinas Komunikasi dan Informatika ini merupakan alat Client SiKaPal yang bisa menerima informasi yang dikirim melalui kapal untuk memberikan layanan kedaruratan di lautan/kepulauan. Dengan Client SiKaPal yang ada di kapal yang berada di wilayah kepulauan ini berfungsi untuk memonitoring perjalanan kapal antar-pulau sehingga dapat terpantau secara langsung.
Dengan inovasi SiKaPal, proses penanganan kedaruratan laut di Kabupaten Sumenep menjadi lebih maksimal dimana waktu yang diperlukan untuk informasi kondisi kapal dapat diketahui dengan sistem yang sudah terpantau dan terekam melalui server SiKaPal di Call Center 112 Sumenep. Inovasi ini ditujukan untuk mempercepat penanganan kedaruratan laka laut, meminimalisir terjadinya laka laut dan korban yang lebih banyak, serta kemudahan mendapatkan informasi dan identifikasi kapal apabila terjadi laka laut.
Beralih ke Kabupaten Trenggalek dengan inovasi Keluarga Sehat Yang Beruntung (KSYB). Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan bahwa KSYB merupakan inovasi yang dilakukan dengan memberikan insentif kepada masyarakat kurang mampu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteran Sosial (DTKS) yang memanfaatkan fasilitas kesehatan, yaitu ibu bersalin, penderita TB paru, penderita hipertensi, dan penderita gangguan jiwa.
Inovasi ini diciptakan untuk memotivasi masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk berobat, konseling, atau memanfaatkan pelayanan kesehatan lainnya. Pemberian insentif KSYB dilakukan dengan empat kriteria, yakni Rasa Pers (Rajin periksa kehamilan dan persalinan di fasyankes); Rasa Pete (Rajin Periksa Bagi Penderita TB Paru); Rasa HT (Rajin Periksa Hipertensi); serta Rasa Gaji (Rajin Periksa Bagi Penderita Gangguan Jiwa).
KSYB dilakukan untuk meningkatkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kabupaten Trenggalek. “Sejak dimulai pada 2021, penyelenggaraan KSYB ini berdampak pada jumlah ibu bersalin di faskes; peningkatan penderita TB paru, hipertensi, dan gangguan jiwa yang berobat teratur sehingga dapat meningkatkan IKS,” ungkap Mochamad Nur Arifin.
Inovasi Optimalisasi Edukasi Paska Ekstraksi Gigi melalui Pemberian Kartu Instruksi Paska Ekstraksi Gigi (Kasi Pasta Gigi) dari Kabupaten Tuban menjadi inovasi selanjutnya yang unjuk kebolehan. Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menyampaikan inovasi ini dikembangkan karena keadaan pasien paska ekstraksi gigi yang membutuhkan perhatian dalam merawat luka paska ekstraksi gigi dengan tingkat kepatuhan hanya sebesar 53,8 persen.
Padahal, tindakan bedah minor ini mengakibatkan perlukaan dan dibutuhkan perhatian serta kesadaran dari pasien untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut paska ekstraksi gigi agar proses penyembuhan terjadi dengan baik. Tindakan ini merupakan yang paling sering dilakukan di RSUD dr. R. Koesma pada tahun 2018, sehingga inovasi Kasi Pasta Gigi pun diciptakan.
Inovasi ini mengintervensi perilaku pasien dengan pemberian kartu instruksi untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan gigi. Setelah inovasi dijalankan, tingkat kepatuhan pasien dari 66,7 persen pada 2019, meningkat tajam pada 2022 hingga 92,1 persen. Seratus persen pasien yang menerima kartu instruksi pun menyampaikan bahwa inovasi ini efektif dalam melakukan instruksi pemeliharaan dan perawatan kesehatan gigi setelah tindakan.
Menutup sesi satu, giliran Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo yang presentasi terkait inovasi Kilao Hati (Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Online dan Home Visite) yang diluncurkan pada Desember 2020. KIA Online merupakan aplikasi berbasis web untuk mencatat hasil pemeriksaan kesehatan ibu dan anak di praktik mandiri bidan dan rumah sakit. Sedangkan, Home Visite adalah aplikasi android yang digunakan untuk memetakan sasaran ibu hamil.
Bupati Gatut menerangkan bahwa inovasi ini bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang paripurna dan komprehensif berbasis teknologi informasi terhadap ibu dan bayi serta mengimplementasikan one gate system dari provider kesehatan pemerintah dan swasta sehingga untuk memudahkan koordinasi penatalaksanaan kesehatan ibu dan anak. Selain itu, aplikasi ini juga ditujukan untuk menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kab. Tulungagung.
“Setelah Kilao Hati berjalan selama dua tahun di 2021-2022, data terakhir untuk AKI turun menjadi 121,81 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB turun menjadi 1,02 per 1.000 kelahiran hidup,” terang Gatut.
Sesi kedua dibuka oleh inovasi Gotong Royong Menuju Tuntas Lima Pilar Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. Disampaikan oleh Bupati W. Musyafirin, inovasi ini merupakan implementasi gotong royong lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat,yang bersinergi dan bekerja bersama untuk program STBM.
Inovasi ini menggelorakan lima pilar STBM untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Lima pilar tersebut adalah akses terhadap sarana sanitasi dasar (jamban sehat); tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun; penerapan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga; setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar; dan setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
Sejak dilaksanakan pada April 2019, inovasi ini dilakukan bekerja sama dengan berbagai OPD dan stakeholder terkait. Berdasarkan hasil verifikasi Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Provinsi NTB pada Juli 2021, Kabupaten Sumbawa Barat dinyatakan lulus dengan penilaian Sangat Baik. Dengan demikian, secara penuh lima pilar STBM di Kabupaten Sumbawa Barat dinyatakan tuntas.
Kabupaten Bima mendapat giliran selanjutnya untuk mengenalkan inovasi Desa Unggul (Pertanian Sensitif Gizi). Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri menerangkan bahwa inovasi ini mengarahkan perubahan pola pikir dan perilaku petani yang berdampak pada perbaikan gizi keluarga, khususnya ibu dan balita. Implementasi inovasi ini merupakan kolaborasi antara Pemkab Bima, SurfAid International, SOLUD, pemerintah desa se-Kecamatan Parado, Kelompok Tani, BUMDes, dan Posyandu.
Desa Unggul berkontribusi pada peningkatan gizi keluarga melalui peningkatan produksi hasil pertanian yang dikembangkan melalui pendekatan Kebun Percontohan (Demo Farm) di Kecamatan Parado. Dampak lain dari inovasi ini adalah meningkatnya pendapatan keluarga, aktifnya BUMDes, meningkatnya jumlah petani yang menerapkan sistem pertanian dengan Demo Farm.
“Inovasi Desa Unggul memberikan output berupa produk hasil pertanian yang dapat dikonsumsi langsung dan juga bernilai ekonomi, dapat memenuhi gizi ibu dan balita. Inovasi ini juga bertujuan agar produk pertanian bisa memenuhi kebutuhan gizi dan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Selain itu juga menurunkan prevalensi stunting dari 20,62 persen di 2020 menjadi 8,8 persen di tahun 2022,” jelas Bupati Indah.
Kota Bima menutup sesi presentasi hari ini dengan inovasi Kawangi Kopi TB (Kawara Angi Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberkulosis) dari Dinas Kesehatan. Inovasi ini, jelas Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, merupakan kerja sama organisasi profesi di lingkup kesehatan dengan metode kemitraan antara pemerintah daerah, lintas sektor dan lintas profesi.
Implementasi inovasi ini dilakukan dengan membentuk Kelompok Kopi TB untuk membantu Pemkot Bima mencapai eliminasi TB 2030 dengan berbagai kegiatan, seperti penjaringan, penemuan, pengobatan penderita TBC serta sosialisasi dan bimbingan teknis. Inovasi ini telah memberikan hasil yang positif selama dijalankan sejak 2020.
Kawangi Kopi TB berhasil meningkatkan cakupan kegiatan penjaringan terduga TB serta penemuan kasus TB dan pengobatan penyakit TB, termasuk cakupan penemuan kasus baru TBC. Pada 2021, cakupan Treatment Coverage (TC) sebesar 35 persen naik ke 63 persen pada 2022. Selain itu, cakupan Treatment Succes Rate (TS) tahun 2021 sebesar 96,36 persen naik menjadi 99,07 % pada 2022.
Bupati M. Lutfi mengatakan adanya inovasi Kawangi Kopi TB ini, semua terduga dan penderita TB dapat dilakukan penjaringan, penemuan, dan pengobatan sedini mungkin. “Sehingga penularan panyakit TBC dapat dicegah secara cepat dan tepat serta mata rantai penularan penyakit TBC dapat diputuskan serta masyarakat Kota Bima dapat hidup aman, nyaman, sehat dan terhindar dari kematian akibat penyakit TBC,” tutupnya. (ald/HUMAS MENPANRB)