Menteri PANRB Syafruddin, Menkumham Yasonna Laoly, dan sejumlah pejabat tinggi memberikan apresiasi kepada CPNS Kementerian Hukum dan HAM dalam acara Pengambilan Sumpah/Janji dan Pembukaan Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 serta launching e-learning Kementerian Hukum dan HAM, di Balai Sarbini Jakarta, Jumat (01/02).
JAKARTA - Proses seleksi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah berlangsung, selain dinilai semakin transparan, juga dianggap mengakomodir seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Hal tersebut disebabkan kesempatan untuk menjadi abdi negara juga diberikan pada masyarakat yang berkebutuhan khusus atau difabel.
Salah seorang CPNS Kementerian Hukum dan HAM dari jalur disabilitas Yohanes Willy menyambut baik aturan pemerintah yang memberi peluang bagi masyarakat dengan kebutuhan khusus.
“Menurut saya formasi disabilitas sangat baik ya. Itu juga sesuai dengan UUD yang menyebut bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dengan formasi ini, pemerintah sudah mengakomodir kesempatan semua orang,” ujarnya usai acara Pengambilan Sumpah/Janji dan Pembukaan Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 serta launching e-learning Kementerian Hukum dan HAM, di Balai Sarbini Jakarta, Jumat (01/02).
Ia mengatakan bahwa sistem seleksi menggunakan Computer Assisted Test (CAT) dirasa sangat transparan, sebab hasil ujian muncul secara real time dan dipampang di lokasi ujian. Melalui CAT juga menghapuskan sistem kecurangan seperti calo, joki atau lainnya.
Kendati demikian, pria kelahiran Ambon tersebut mengaku adanya kendala yang dihadapi dalam proses seleksi CPNS, baik lokasi maupun sarana bagi masyarakat berkebutuhan khusus. Hal itu dialami Willy sendiri yang harus naik angkot saat mengikuti tes. Namun kendala tersebut secara umum bisa diatasi.
Bukan tahun ini saja ia mengikuti seleksi CPNS. Dirinya mengatakan bahwa tahun 2017 pun sudah pernah mengikuti tes seleksi CPNS, dan baru pada 2018 dirinya berhasil lolos menjadi CPNS di Kementerian Hukum dan HAM sebagai analis hukum. Menurutnya dengan dibukanya formasi bagi disabilitas, dirinya dapat membuktikan meskipun fisik lemah dibanding orang normal, namun intelektual dan kemampuan tidak kalah bersaing.
Sementara itu CPNS formasi Apoteker di Kementerian Hukum dan HAM Novini menyampaikan bahwa proses seleksi CPNS sangatlah transparan dan info seputar seleksi disampaikan secara jelas. Menurutnya dengan proses seleksi CPNS menggunakan CAT menghilangkan stigma kecurangan dan penggunaan joki saat tes berlangsung. “Dari awal sebelum masuk tempat tes para peserta diwajibkan cek bodi, jadi tidak bisa berbuat curang atau bawa contekan dan saya rasa kemungkinan untuk joki pun sangat tipis,” jelasnya.
Seperti halnya Yohanes Willy, ia pun mengaku bahwa tahun 2018 merupakan tahun kedua mengikuti tes CPNS. Berdasarkan pengalamannnya, proses seleksi sangat transparan dan tanpa celah kecurangan. Kendati demikian dirinya berharap agar kendala teknis seperti tahun-tahun kemarin tidak terulang pada tes CAT yang akan datang. (byu/HUMAS MENPANRB)