Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa saat meninjau tahapan presentasi dan wawancara KIPP 2020, di Kantor Kementerian PANRB, Selasa (30/06).
JAKARTA – Penyelenggaraan presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2020 berbeda dari sebelumnya. Akibat pandemi Covid-19, tahapan tersebut harus dilaksanakan secara daring dengan video conference. Namun, antusias inovator dalam mempresentasikan terobosannya tidak berkurang.
Hal tersebut diungkapkan Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa, saat meninjau tahapan presentasi dan wawancara KIPP 2020, di Kantor Kementerian PANRB, Selasa (30/06). “Dalam masa pandemi seperti saat ini, kami melihat antusiasme instansi pemerintah. Kami mengharapkan kehadiran pimpinan tertinggi instansi sebagai wujud komitmen pimpinan saat melakukan presentasi guna memberi nilai lebih terhadap inovasi,” ungkap Diah.
Diah menilai, KIPP tahun ini menyuguhkan beberapa kejutan. Sejumlah instansi yang sebelumnya belum pernah muncul, kini masuk dalam jajaran Top 99 inovasi pelayanan publik. Beberapa instansi tersebut diantaranya adalah Kementerian Agama, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), BPJS Ketenagakerjaan, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Pemkab Natuna, Pemkab Fakfak, serta Pemkot Gorontalo.
Tahun ini, inovator pemda masih didominasi dari Jawa Tengah. Sebanyak 15 inovasi dari Pemprov Jawa Tengah dan kabupaten/kota dibawahnya masuk dalam jajaran Top 99. Bagi Diah, hal ini mengindikasikan pergerakan yang sangat dinamis dalam performa inovasi pelayanan publik di lingkungan pemda.
Berbagai pemda baru yang muncul dalam KIPP, serta dinamisnya persebaran inovasi, sesuai dengan harapan Kementerian Keuangan. Kemenkeu sebelumnya, berharap agar inovasi pelayanan publik tidak didominasi oleh pemda yang sama seperti tahun sebelumnya. Perlu diketahui, Kemenkeu menetapkan hasil KIPP sebagai salah satu kategori kinerja dalam pengalokasian Dana Intensif Daerah (DID).
Dalam tahap ini, sebanyak 99 inovator dan 15 finalis akan diwawancarai oleh Tim Panel Independen yang dipimpin oleh J.B Kristiadi. Setelah tahap ini, akan ditentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik dan lima pemenang Outstanding Achievement on Public Service Innovations 2020.
”Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan lima pemenang Outstanding Achievement on Public Service Innovations 2020 yang berasal dari pemerintah daerah akan kami ajukan untuk memperoleh DID 2021 mendatang,” jelas Diah.
Perlu diingat, KIPP 2020 mengusung tema Transfer Pengetahuan untuk Percepatan Inovasi Pelayanan Publik dalam rangka Mendukung Terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Indonesia Maju. Berbeda dengan penyelenggaraan KIPP tahun sebelumnya, KIPP 2020 membagi peserta menjadi tiga kelompok, yaitu Kelompok Umum, Kelompok Replikasi, dan Kelompok Khusus.
Diah menyampaikan, perjuangan berada di posisi Top 99 dan 15 finalis tidaklah mudah. Pada tahun 2020, terdapat 3.059 proposal inovasi yang masuk dalam Sinovik, sedikit menurun dibandingkan jumlah di tahun 2019 yaitu 3.156 proposal inovasi. Akan tetapi, jumlah yang lolos Seleksi Administrasi di tahun 2020 ini sebanyak 2.250 proposal, lebih banyak jumlahnya dibandingkan tahun 2019 lalu yaitu 1.651 proposal.
Tujuan KIPP tidak hanya untuk mencari pemenang, melainkan bisa memberikan dampak dan perubahan positif bagi masyarakat luas. “Saya berpesan agar seluruh instansi dapat memberikan hasil yang maksimal meski ditengah pandemi saat ini,” tegas Diah. (don/HUMAS MENPANRB)