Pin It

 

JAKARTA - Inovasi Arisan Jamban Sederhana yang dimotori oleh ibu-ibu rumah tangga untuk mewujudkan desa Open Defecation Free (ODF) di Desa Kapuk, Kabupaten Bangka, berhasil menarik minat desa lain untuk melakukan replikasi. Dari 16 desa yang ada di Kabupaten Bangka, sudah 10 desa yang menirunya.

"Sekarang kita sedang menargetkan enam lagi desa di tahun ini," kata Pimpinan Puskesmas di Desa Kapuk, Nora Sukmadewi saat dihubungi, Selasa (27/9).

Selain desa, lanjut Nora, ada beberapa kabupaten yang datang untuk melakukan studi banding dalam inovasi ini. Dikatakan, respon masyarakat terhadap Arisan Jamban sangat baik karena selain sudah menyadari pentingnya kesehatan, program ini menjadi target kinerja Bupati Bangka.

"Pelaksanaan arisan juga sudah mulai berkembang, karena tidak hanya dikerjakan oleh masyarakat tetapi juga dibantu oleh TNI untuk pendirian jambannya," kata Nora.

Nora mengatakan, saat ini Kabupaten Bangka sedang mengembangkan inovasi SMS Gateway ke SMS Bunda Cerdas. Inovasi tersebut merupakan pesan pendek yang dikirimkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka untuk mendidik serta mempromosikan program-program untuk ibu hamil. "SMS nya berupa edukasi dan promosi kepada bumil semenjak dinyatakan positif. Ini sifatnya edukasi mulai dari pelayanan kesehatan, gizi selama kehamilan, kenali tanda-tanda bahaya selama ibu hamil, hingga ibu melahirkan, kalau terjadi keguguran akan diregistrasi ulang oleh bidan desa, dan kalau sudah melahirkan akan diganti dengan SMS ibu persalinan," katanya.

Dia berharap dengan adanya inovasi ini masyaraakat bisa sadar mengenai pentingnya masalah kesehatan. Karena berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka hingga Juni 2011, Desa Kapuk merupakan desa endemik diare dan malaria. Terdapat kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Diare yang erat hubungannya dengan kondisi ketersediaan jamban masyarakat di desa Kapuk, hanya 33,02%, jauh di bawah target nasional yaitu 80%.

"Kami berharap inovasi ini bisa direplikasi oleh desa-desa lain yang memiliki masalah yang sama seperti yang dialami di Desa Kapuk. Karena yang terpenting bagi kami adalah masalah kesehatan masyarakat," kata Nora. (ns/HUMAS MENPANRB)