Pin It

20150827 Angkasa Pura

JAKARTA - Auditor internal dituntut mampu memiliki pemahaman yang lebih luas terhadap permasalahan nasional. Sehingga mampu mewujudkan pemerintahan berkelas dunia yang saat ini sedang dicita-citakan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi dalam diskusi bertajuk Peran Auditor Internal Dalam Reformasi Untuk Membangun Transparansi Tata Kelola Yang Bersih dan Bebas Korupsi di PT Angkasa Pura, Jakarta, Kamis (27/8). "Para auditor internal diharapkan menggunakan knowledge dan wisdom yang sebaik-baiknya, untuk mewujudkan pemerintahan berkelas dunia yang akan memberikan kesejahtreaan dan kemamakmuran Indonesia. Peran auditor sangat penting untuk pengawasan dan pelaksanaan program di era pemerintahan bapak Presiden Jokowi," kata Yuddy. Yuddy mengakui kondisi perekonomian di Indonesia saat ini sangat buruk. Hal ini dikarenakan serapan anggaran di daerah yang tidak dikeluarkan. Padahal, Presiden sudah menginstruksikan para pemangku kebijakan di daerah untuk segera membelanjakan belanja modalnya. "Ada beberapa faktor kenapa serapan anggaran tidak cepat bergerak, karena kebiasaan kita kalau ada Undang-Undang selalu menunggu petunjuk teknis seperti PP. Hampir semua pejabat dan auditor bersandar pd petunjuk teknis, sehingga tidak mengindahkan dalam Undang-Undang bagaimana mengimpelemntasikan," kata Yuddy. Padahal, lanjutnya, dalam UU Administrasi Pemerintahan dijelaskan bahwa jangan ada lagi pejabat yang takut dipidanakan apabila mengambil kebijakan yang berkaitan dengan keuangan, sepanjang tidak untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain, tetapi semata-mata untuk satu kondisi yang darurat atau yang memberikan manfaat besar untuk kepentingan umum. "Di sinilah peran auditor internal sangat diperlukan untuk memastikan pemerintahan berjalan dengan melakukan pengawasan," kata Yuddy. Sementara itu, menurut Ilya avianti, Ketua Dewan Audit OJK, intinya pemerintah bersama-sama harus melakukan reformasi mental. Aparatur sipil yang ada harus profesional. "Saya tekankan, mumpung Presiden kita dengan kabinet kerja punya tekad melakukan revolusi mental maka jika ada kesalahan administrasi cukup aparat internal yang melakukan pengawasan, ini kesempatan aparat internal untuk unjuk gigi," kata Ilya. "Internal auditor itu nyawa dari organisasi karena dia penjaga organisasi," tandasnya. (ns/HUMAS MENPAN)