JAKARTA – Nelayan tradisional sering kesulitan menentukan lokasi yang terdapat banyak ikan karena kurangnya pemahaman teknologi. Tak tinggal diam, Pemerintah Kabupaten Badung, Bali menciptakan sebuah teknologi penginderaan jarak jauh yang bisa mengetahui area tempat ikan berkumpul. Aplikasi berbasis Android itu dinamakan Fish-GO.
Aplikasi ini juga membantu nelayan untuk mengetahui jarak penangkapan yang dilakukan sehingga proses penangkapan dapat dilakukan dengan lebih efisien serta mampu menghemat bahan bakar minyak. Tak hanya area, aplikasi yang memanfaatkan navigasi itu juga bisa menentukan waktu yang tepat untuk menangkap ikan.
“Dengan Fish-GO nelayan akan tahu kapan waktu yang tepat, jam berapa mereka ke laut untuk menangkap ikan. Mereka berangkat jam 4 pagi pulang jam 8 pagi, sudah mendapatkan 100 kilogram ikan,” ungkap Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dalam tahapan wawancara dan presentasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Suiasa menjelaskan, Fish-GO memberikan informasi yang diprediksi menggunakan citra satelit. Bahkan, aplikasi ini mampu memprediksi daerah potensial penangkapan ikan hingga ke tingkat spesies pada daerah tertentu. Keunggulan lain Fish-Go adalah sudah terhubungnya daerah potensial penangkapan dengan Google Earth, sehingga estimasi jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan nelayan untuk menangkap ikan dapat diketahui secara langsung.
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa (tengah) saat Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian PANRB
Serara alami, pergerakan sekelompok ikan selalu berubah mengikuti suhu air laut. Dengan aplikasi ini, pergerakan kumpulan ikan ini dapat dipantau sebelum nelayan melaut. Fish-GO dapat menampilkan jarak antarpelabuhan dan lokasi ikan di laut. “Dengan adanya estimasi jarak, nelayan dapat menghitung bahan bakar yang akan digunakan untuk melaut,” imbuh Suiasa.
Fish-GO merupakan bentuk inovasi yang diaplikasikan sebagai bentuk pemberdayaan nelayan tradisional Kabupaten Badung dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Dengan aplikasi ini, penangkapan ikan meningkat yang juga berpengaruh pada meningkatnya kemampuan ekonomi.
Ada tiga komponen penting dalam pembuatan aplikasi android Fish-GO. Ketiga komponen tersebut adalah Developer (admin), Server (Fish-GO), dan User (masyarakat nelayan). Developer sebagai pengembang, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten badung bekerja sama dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Developer bertugas sebagai pengembang yakni melakukan proses update pada android seperti mengelola data ikan, mengelola data pelabuhan, dan mengakses peta dari Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
Komponen Server sebagai ‘otak’, dirancang oleh Developer dengan diberi algoritma yang berfungsi untuk mengatur jalannya kerja aplikasi. Ketika User memilih lokasi dan waktu serta jenis ikan yang ingin ditangkap maka aplikasi akan menampilkan pilihan yang dipilih oleh User. Server akan terhubung dengan aplikasi Fish-GO di telepon genggam Android.
Komponen penting yang terakhir adalah User (pengguna). User inilah yang akan menggunakan aplikasi android ini untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk dapat menggunakan aplikasi Fish-GO, nantinya User dapat mengunduh aplikasi tersebut pada Playstore. Aplikasi yang telah terinstall di handphone selanjutnya didistribusikan kepada kelompok nelayan yang tersebar di seluruh Kabupaten Badung.
Suiasa menjelaskan, para nelayan tradisional juga mendapat jaminan keamanan. Sebab, Fish-GO juga memberikan informasi mengenai rute yang aman. “Nelayan adalah pekerja penuh resiko karena berhadapan dengan alam,” tutupnya. (don/HUMAS MENPANRB)