JAKARTA - Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seringkali masih disertai dengan permasalahan-permasalahan dasar. Di Kabupaten Banyuwangi, jumlah UMKM yang mencapai 279.706 usaha pun tak luput dari permasalahan terkait permodalan, pemasaran, dan kualitas produk.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Banyuwangi menghadirkan banyuwangi-mall.com sebagai wadah bagi para UMKM. Melalui wadah yang sering dikenal sebagai digital marketplace itu, selain dapat menggenjot perekonomian UMKM, banyuwangi-mall.com juga bisa memperbesar pangsa pasar. Website itu juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dan promosi produk lokal hasil karya kreatif UMKM di Banyuwangi.
Melalui banyuwangi-mall.com, UMKM pun melakukan tranformasi, terutama di bidang teknologi dan digital. "Bukan hanya transaksi online-nya, (banyuwangi-mall.com) menjadi cara untuk melakukan transformasi kepada UMKM. Dengan memberi pendampingan kepada mereka, sekarang ada cara baru (tentang bagaimana UMKM beroperasi)," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memperkenalkan produk UMKM Banyuwangi dalam presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kementerian PANRB.
Melalui banyuwangi-mall.com, produk UMKM Banyuwangi dikenal oleh pasar nasional maupun internasional. Inovasi ini dikelola oleh Rumah Kreatif yang didalamnya fokus pada pendampingan fotografi produk, packaging produk, dan digital marketing. Inovasi banyuwangi-mall.com ini bukan hanya mengukur transaksinya, tapi memberikan pendampingan kepada UMKM bagaimana cara membuat packaging-nya lebih menarik agar pendapatan mereka jauh lebih besar.
Pendampingan dan edukasi yang diterapkan menguntungkan banyak pihak. Misalnya dengan pendampingan kemasan produk. Kemasan produk didesain dengan menyantumkan informasi wisata Banyuwangi, sehingga konsumen bisa mengenal potensi wisata di kota yang berada di ujung Timur Pulau Jawa itu. Selain itu, dengan digital marketing membuat pelaku UMKM Banyuwangi akan bertemu dengan pelanggan-pelanggan baru.
Pendampingan dan edukasi terkait fotografi produk bisa dimanfaatkan untuk ketertarikan konsumen ketika mereka memasarkan produk melalui media online. Dengan strategi yang diterapkan ini, UMKM yang jadi kategori usaha mikro sudah meningkat menjadi usaha kecil, karena rata-rata omzet mereka 30 juta per bulan.
Sejak diluncurkan pada 20 April 2016 oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), inovasi ini banyak memberi dampak positif, seperti meningkatnya transaksi di Banyuwangi Mall dari Rp20 juta di tahun 2016 sekarang menjadi kurang lebih Rp170 juta dengan total transaksi sebanyak 1.100 transaksi. Inovasi ini juga meningkatkan minat konsumen yang membeli produk di Banyuwangi Mall.
Jumlah UMKM yang tergabung meningkat menjadi 120 seller dengan total 685 produk. Banyuwangi Mall juga berdampak pada banyaknya jasa marketing yang ingin menawarkan kerja sama, meningkatnya traffic pengunjung menjadi 185.515 visitor pasca-launching, dan berubahnya kemasan produk yang terfasilitasi.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersinergi dengan Bank Negara Indonesia melalui Program CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk menyediakan sistem marketplace online (www.banyuwangi-mall.com) serta penanganan payment. Tidak hanya itu dalam pelaksanaanya juga dilibatkan beberapa perancang. “Terakhir tentang banyuwangi-mall.com ini kita libatkan beberapa designer terkait dengan produk yang mendampingi UMKM dan mereka siap datang ketika UMKM memerlukan,” tutup Azwar. (fik/HUMAS MENPANRB)