Pin It
 
CIBINONG- Derasnya pengaruh era globalisasi terhadap prilaku masyarakat, hal tersebut membuat perihatin sejumlah kalangan alim ulama dunia. Untuk membentengi diri dari berbagai pengaruh buruk globalisasi, serta menciptakan masyarakat dengan akhlak yang mulia, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf, Pondok Pesantren Raudhoh Al-hikmah Cibinong Kabupaten Bogor, Kerunan Ulama Nusantara (KUN) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor mengajak sekitar 2500 peserta melalui kegiatan Muzakarah Tauhid Tasawuf 2016 Se-Asia Tenggara Ke IV, dengan tema “Menyongsong Generasi Baru Memberkahi Nusantara”, di Ponpes Raudhoh Al-Hikmah Cibinong, Kamis (25/8).
 
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Ruhendi mengaku, bangga atas kepercayaan yang telah diberikan pihak penyelenggara kepada Kabupaten Bogor, untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan akbar ini. Dengan harapan dapat menghasilkan rumusan rekomendasi yang mampu menggugah semua pihak untuk lebih aktif bergiat dalam upaya-upaya penguatan aqidah umat, baik dalam aspek tauhid, fiqih maupun tasawuf.
 
“Karena melalui kegiatan ini, menjadi sarana untuk menghimpun gagasan-gagasan yang prospektif dan saran yang konstruktir dari para ulama se Asia Tenggara,  untuk jadi masukan berharga bagi Pemerintah negara-negara Asia Tenggara termasuk Pemkab Bogor dalam mengatasi persoalan masyarakat,” tegas pria yang akrab disapa Jaro Ade, saat membuka acara tersebut.
 
Katanya menambahka, dengan kapasitas Intelektualitas dan ketokohannya, kalangan ulama saat ini sangat dipercaya masyarakat dalam menjalankan syariat agama islam, maupun dalam menyikapi permasalahan lehidupan sehari-hari. Sehingga alim ulama dituntut untuk bisa menghadapi dan menyelesaikan berbagai isu aktual yang sedang berkembang di masyarakat.
 
“Guna memenuhi tuntutan tersebut, tentunya para ulama harus mengusai ilmu agama serta memahami persoalan-persoalan budaya dan ekonomi. Mengingat peran ulama merupakan salah satu pilar pembangunan bidang agama, kami berharap melalui kegiatan ini bisa mewujudkan itu semua,” tutur Ade.
 
Sementara itu, Ketua Pelaksana, Khairunnas mengatakan, kegiatan ini merupakan yang keempat dan pertama kali diselenggarakan di Kabupaten Bogor, yang sebelumnya pertama diselenggarakan di Meulaboh Aceh Barat pada 2009 lalu, kedua di Malaysia pada 2011 lalu, dan ketiga di Aceh Barat Daya Asia pada 2013 lalu.
 
“Pada kegiatan ini, sedikitnya ada 2500 peserta yang berasal dari beberapa Negara Asan yakni, Indonesia, Malaysia, Filiphina, Kamboja, Singapura, Bruneidarussalam, Thailand, Jamaah Cina dan Amerika. Dimana peserta terbanyak berasal dari Aceh sebanyak 1300, Malaysia sebanyak 500 lebihnya dari negara lain dan pulau jawa,” ujar Khairunnas.
 
Khairunnas memaparkan, adapun tujuan kegiatan ini selain untuk meningkatan silaturahmi dengan para ulama dan umat muslim Se-Asia Tenggara, juga untuk melatih dan menciptakan umat muslim yang berakhlak mulia baik perilaku maupun perkataanya.
 
“Ini kita lakukan untuk memacu generasi muda yang berakhlak baik, seiring perkembangan jaman mereka sudah sangat jauh tertinggal akhlaknya, pergaulannya yang bebas, dan mudah terpengaruh budaya barat,” ucapnya.
Katanya melanjutkan, artinya keimanan generasi muda mulai melemah, melalui kegiatan ini ditargetkan mampu memperkuat keimanan dan keislaman mereka jauh lebih baik.  Sehingga mereka bisa menjadi penerus yang berkualitas dan menjadi pemimpin islam yang diharapkan masyarakat.
 
“Harapan kami acara ini bisa terus berkelanjutan, minimal satu tahun sekali  guna mengumpulkan para ulama, para orang alim, cendekiawan, pejabat pemerintah, pengusaha supaya keimanan kita teguh, memiliki kepribadian yang kuat,” paparnya.
 
Ditempat yang sama, Pimpinan Keluarga Besar Wali Songo, Muhammad Dhiauddin Kuswandi menerangkan, pihaknya mengaku perihatin terhadap umat islam saat ini, mengalami kemunduran dalam tiga aspek yakni, dalam hal moral kemaksiatan, ukuwah lemah, dan ketakwaan berkurang. Kelemahan itu disebebakan lemahnya pembangunan islam secara utuh, penyakit material oriented, belum efektifnya kepemimpinan islam.
 
“Ketiganya bisa diatasi jika semua umat islam menyadari pentingnya pengamalan islam secara integral dan utuh. Prilaku masyarakat masih perlu diperbaiki, karena saat ini pola islam itu lebih pada seremonial, solat jakat, puasa, tapi tanggung jawab sosialnya lemah orang miskin masih banyak, terlantar, anak yatim dengan keterbatasan ekonomi banyak,” tegas Dhiauddin.
 
Lanjutnya menerangkan, melalui kegiatan Muzakarah Tauhid Tasawuf ini tujuan utamanya agar islam mengalami kebangkitan, islam sebagai agama rahmatan lil alam hal itu yang paling pokok.
 
“Untuk mencapai itu maka diperlukan proses yaitu melalui kajian islam tasawuf, bila perlu tasawuf ini bisa dijadikan kurikulum baik lisan maupu tertulis. Maka perlunya digalakan pertemuan rutinitas dan terencana seperti silaturahmi hari ini, untuk menciptakan kekokohan umat islam dan perlunya adanya kerjasama antara para ulama. Prinsipnya dengan tujuan yang sama, yakni menciptakan  masyarakat yang beradab,” tukasnya. (Dewi/Diskominfo Kabupaten Bogor)