Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau 2023 lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.
Hal itu dikarenakan kondisi La Nina selama tiga tahun sejak 2020 hingga 2022 yang berdampak pada iklim basah intensitasnya mulai melemah.
"Namun pada saat ini secara umum kita sampaikan bahwa kondisi La Nina yang tiga tahun masih mempengaruhi musim di Indonesia, dalam waktu ke depan ini akan mulai mengarah ke kondisi normal atau netral," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan, saat konferensi pers Kick-Off Meeting World Water Forum (WWF) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/2/2023).
Kondisi ENSO netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023.
Dengan kondisi tersebut, jelas dia, diprediksi ada beberapa daerah yang mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan).
Untuk Maret 2023, di bagian tengah Sulawesi Tengah. April di sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah.
Sementara di Mei 2023 pada bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT.
Kemudian, Juni 2023 di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan.
Untuk Juli hingga Agustus 2023 di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.
Menurut dia, BMKG terus bekerja sama erat dengan sektor-sektor yang dapat terdampak oleh kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya.
BMKG juga mengimbau sektor-sektor terkait dan masyarakat untuk senantiasa memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini yang diberikan oleh BMKG melalui kanal-kanal informasi resminya. (*)