Foto: Tangkapan Layar YouTube Kemenkeu
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan melalui Presidensi G20, Indonesia ingin adanya harmonisasi protokol kesehatan (prokes) global melalui teknologi. Sehingga, bisa terjadi keselarasan semua hal terkait penanganan pendemi COVID-19.
Untuk mengatasi krisis kesehatan global terutama pandemi COVID-19 saat ini, tidak ada satu negara yang bisa menyelesaikannya sendiri. Melalui G20 pula, Menurut Menkes, Budi Gunadi Sadikin, pandemi akan makin mudah diselesaikan, jika dilakukan secara bersama-sama.
Hal tersebut dikatakan Menkes Budi dalam acara High Level International Seminar: Strengthening Global Health Architecture sebagai bagian dari side event Presidensi G20 Indonesia 2022, pada Kamis (17/2/2022) yang ditayangkan secara daring.
Ia mengatakan pada Presidensi G20, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia memiliki tiga inisiatif utama, arsitektur kesehatan global, ekonomi digital, dan transisi energi.
“Di sisi kesehatan, Indonesia memiliki komitmen untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Ada tiga yaitu pertama dengan membentuk pendanaan global, untuk mempersiapkan pandemi yang akan datang,” kata Menkes Budi.
Prioritas kedua, lanjut Menkes Budi perlu kerja sama global agar bisa mengakses apabila ada krisis kesehatan. World Health Organization telah menginisiasi grup The Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator, ada GAVI, Unicef Social, dan lainnya yang sifatnya sementara.
Menkes Budi mengatakan grup itu, sifatnya sementara dan bisa membantu negara-negara di dunia untuk melakukan pengadaan vaksin, alat-alat kesehatan, dan lainnya. Untuk masa depan, ia mengatakan harus dengan formalitas dan kebutuhan uang saja tidak cukup untuk krisis kesehatan.
ketiga, kata Menkes Budi, genome sequence dibutuhkan saat pandemi. Karena, mutasi virus sangat cepat dan memformalisasikan berbagi data global genom sequencing agar pandemi bisa cepat tertangani.
Harmonisasi Dokumen dan Prokes
Hal kedua prioritas utama saat Presidensi G20 bahwa Indonesia ingin mengharmonisasi protokol kesehatan (prokes) global. Ketika pergi ke suatu negara, diwajibkan PCR Test, vaksin, juga karantina. Tapi ketika pergi ke negara berbeda, peraturan pun berbeda.
Menkes Budi menuturkan, hal itu bisa memberlakukan satu dokumen seperti halnya sistem imigrasi yaitu hanya menggunakan paspor dan tentu menggunakan teknologi. Serta menggunakan protokol standar dari WHO.
“Dengan sistem satu dokumen itu, Indonesia sudah mulai melakukan dengan Arab Saudi dan berharap bisa dilakukan juga di Uni Eropa dan bisa berlaku secara global,” kata Menkes Budi.
Sedangkan yang ketiga, memperluas pusat (hub) manufaktur dan pusat riset global. Menkes Budi menjelaskan apabila negara-negara muncul serangan, maka memiliki pusat manufaktur dan riset global
“Indonesia sangat berkomitmen untuk membangun pusat manufaktur dan pusat riset global,” pungkas Menkes Budi. (*)