Mendagri Tito Karnavian memberikan keterangan pers usai Ratas, Senin (19/10), di Kantor Presiden, Jakarta. (Foto: Humas/Agung)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah untuk mengantisipasi mobilitas masyarakat yang berpotensi menjadi media penyebaran COVID-19 saat libur panjang akhir bulan ini. Akan ada lima hari libur pada 28 Oktober sampai 1 November nanti.
“Pengalaman kita sebelumnya (saat) libur-libur terjadi mobilitas yang tinggi. Masyarakat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, dan pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan, media penularan (COVID-19),” kata Tito dalam keterangan persnya usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober Tahun 2020, Senin (19/10), di Jakarta.
Tito meminta agar kepala daerah mewaspadai mobilitas masyarakat melalui mekanisme pertahanan daerah. “Kita harapkan kepala daerah dan forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah) menjaga betul mekanisme pertahanan daerah masing-masing, yang selama ini sudah berjalan seperti pada waktu liburan Lebaran yang lalu,” kata Mendagri.
Program pencegahan COVID-19 berbasis wilayah seperti Kampung/Kelurahan Sehat maupun Kampung/Desa/Kelurahan Tangguh, ungkap Tito, harus terus diaktifkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah. “Warga-warga yang datang dari luar, mereka diyakinkan sudah melaksanakan tes (COVID-19) dan kemudian ketika berinteraksi dengan warganya di daerah itu mereka tidak menjadi penular,” ujarnya.
Mendagri juga mengingatkan agar kepala daerah menjaga kapasitas tempat wisata yang berpotensi menjadi pusat kerumunan di saat libur panjang tiba. “Dibicarakan dengan pengelola tempat wisata agar tidak terjadi kerumunan masif. Tempat wisata tersebut harus dikelola sedemikian rupa, diberikan pengumuman disampaikan kepada warga, agar tempat itu tidak melebihi kapasitas, misalnya 50 persen atau 30 persen,” ujar Tito.
Tito juga mengingatkan kepala daerah untuk mengantisipasi kegiatan-kegiatan masyarakat lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan. “Saya minta rekan-rekan kepala daerah dan forkopimda, betul betul membangun hubungan dengan mereka yang ingin menyelenggarakan (kegiatan) supaya lebih baik untuk sementara pada saat pandemi ini tidak dilaksanakan, karena akan menjadi kerumunan dan itu bisa menimbulkan kerawanan,” tukasnya.
Dalam keterangan persnya, Tito juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari kerumunan serta tetap menerapkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. “(Masyarakat) yang di daerahnya (zona) merah, daerahnya rawan penularan, kalau memang bisa tidak pulang dan tidak berlibur, lebih baik mungkin mengisi waktu di tempat masing-masing,” ujarnya.
Sementara untuk masyarakat yang ingin bepergian ke luar kota, diharapkan Tito untuk melakukan tes PCR terlebih dahulu. “Yakinkan betul bahwa diri masing-masing sudah dilakukan tes PCR, sehingga yakin bahwa dalam keadaan negatif, jangan sampai menjadi penular bagi saudara-saudara kita, orang tua kita, dan lain-lain yang ada di daerah,” pungkas Tito. (DND/UN)