Landasan Pacu Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua. (Sumber: Ditjen Hubungan Udara Kemenhub)
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen untuk terus meningkatkan konektivitas dari dan ke Kabupaten Asmat, Papua, melalui pembangunan infrastruktur baik sarana maupun prasarana transportasi.
Hal ini sejalan dengan implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Kita terus melakukan peningkatan infrastruktur transportasi di Asmat secara keseluruhan. Kita tahu di Asmat ini ada Bandara Ewer, Pelabuhan Agats, dan infrastruktur transportasi lainnya. Kita ingin bangun infrastruktur di sini agar seluruh Indonesia mengetahui Asmat,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Asmat, Papua, Minggu (26/09/2021).
Budi mengungkapkan, Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengembangkan Bandar Udara (Bandara) Ewer agar lebih memenuhi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
“Kita bangun bandara ini dengan desain mengusung kearifan lokal. Kita buat ukiran khas budaya Asmat, dan interior terminal yang lebih cantik, yang diharapkan menjadi daya tersendiri bagi para wisatawan. Tahun depan masih akan terus kita kembangkan,” ujarnya.
Saat ini Bandara Ewer sudah memiliki landas pacu atau runway sepanjang 1.650 meter yang sudah mampu didarati pesawat sejenis ATR-72. Selain itu, bandara ini memiliki apron seluas 90 x 70 meter dan gedung terminal seluas 576 meter persegi.
Selain mengembangkan bandara, Menhub menjelaskan, pihaknya juga tengah melakukan peningkatan konektivitas melalui transportasi laut dan penyeberangan.
Menhub menginginkan Pelabuhan Agats yang ada di wilayah ini menjadi pelabuhan penghubung dari trayek kapal Tol Laut.
“Saya sudah instruksikan Pak Dirjen Perhubungan Darat untuk memastikan Pelabuhan Agats menjadi penghubung angkutan logistik dari Surabaya melalui kapal Tol Laut. Lalu dilanjutkan dengan kapal-kapal yang lebih kecil membawa logistik melalui sungai-sungai ke wilayah tengah Papua seperti Dekai, Yahukimo, Nduga, dan sekitarnya. Sehingga barang-barang bisa sampai ke saudara-saudara kita yang ada di puncak pegunungan,” ujarnya.
Budi berharap dengan adanya pengiriman logistik melalui sungai maka dapat menekan biaya pengiriman. Selain itu, ia juga berharap nantinya kapal-kapal tersebut juga dapat melayani warga masyarakat di sepanjang aliran sungai. (HUMAS KEMENHUB/UN)