Pin It

cover kipp 2019

 

JAKARTA – Sebanyak 77 bisnis rintisan (start up) berstatus residen telah dilahirkan melalui inovasi CAngKrukan entrepreneur MUda Surabaya (CAK eMus) milik Pemkot Surabaya. Sedangkan visitor (non-residen) rata-rata mencapai 253 orang per hari. Inovasi ini memiliki co-working space bernama Koridor untuk membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang selalu bersentuhan dengan dunia digital.

CAK eMus juga mengisi co-working space itu dengan berbagai event, workshop, dan seminar secara gratis. Dalam waktu tertentu, narasumber dan staf harian memberikan coaching clinic bagi para enterpreneur. “Ini bisa lahirkan wiraswasta baru, dimana ruang sudah bukan jadi batasan lagi. Semua bisa ditempuh dengan menggunakan industri 4.0,” ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.

Event, workshop, pelatihan, dan forum diskusi berskala regional, nasional, dan internasional, rutin dilaksanakan. Memanfaatkan mal milik Pemkot Surabaya, Cak eMus menyediakan fasilitas internet lengkap, suasana nyaman, serta atmosfer kreatif yang kondusif untuk para pemuda bisa bertukar pikiran.

Dengan susana seperti itu, mereka bisa berkarya secara optimal dengan perangkat komputer dan akses internet yang sudah disiapkan Pemkot Surabaya. Beberapa ruangan juga dipakai untuk event pelatihan tentang teknologi digital, basecamp komunitas muda, serta pameran karya seni.

 

20190712 CAK eMUS

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kantor Kementerian PANRB.

 

Ruang bagi para entrepreneur milenial ini telah mencetak banyak usaha baru berbasis digital. “Sekarang hasilnya alhamdulillah luar biasa. Terus terang diluar bayangan saya, mereka sekarang sudah bisa bergerak, bahkan bisa mengelola uang sampai satu triliun rupiah,” ungkap Risma.

Sejak diresmikan November 2017 lalu, sebagian dari kaum muda itu mendapat alternatif yang lebih menjanjikan. Memiliki konsep yang berbeda dengan konsep co-working space lainnya, CAK eMus memiliki area co-working yang nyaman, bebas biaya, lokasinya strategis dan memungkinkan mereka mendapatkan partner kerja yang kompeten.

Lahirnya inovasi itu didasarkan pada maraknya pencari kerja dan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi informasi di Kota Surabaya. Risma berharap, CAK eMus bisa menciptakan lapangan kerja baru, terutama yang berhubungan dengan era revolusi industri 4.0. “Harapan saya mungkin ini bisa untuk anak-anak Surabaya yang lain untuk bisa jadi wiraswasta baru,” tutup Risma. (fik/HUMAS MENPANRB)