JAKARTA – Melalui inovasi “Cek dan Sadari”, Puskesmas Senen, Jakarta Pusat berhasil menyelamatkan wanita usia subur (WUS) dari kanker ganas yang dapat mengakibatkan kematian. Inovasi ini juga berhasil meningkatkan angka cakupan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dari 5 persen menjadi 14 persen per tahun di wilayah Kecamatan Senen. Selain itu, ada 5 Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Senen, dan sukses digunakan dalam kegiatan IVA di luar wilayah Kecamatan Senen.
Inovasi itu berangkat dari permasalahan bahwa kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua bagi wanita di dunia setelah kanker payudara. Namun penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala atau tanda khusus, sehingga hanya dapat diketahui melalui skrining/deteksi dini. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan salah satu dari dua hal yang penting untuk deteksi dini kanker serviks selain papsmear.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Puskesmas Senen menciptakan aplikasi Maple-S (Mapping Online Senen), sebagai aplikasi untuk pemetaan WUS (Wanita Usia Subur) sebagai sasaran periksa. “Selain itu untuk memberi kemudahan untuk masyarakat, kami juga berinovasi dengan menciptakan Mobil Hibiscus (Healthcare Innovation of Mobile Service for Community of Senen).
Mobil ini merupakan mobil tua yang dimodifikasi menjadi mobil IVA, untuk melengkapi inovasi Maple-S sebagai sarana Jemput Bola untuk mendekatkan akses masyarakat yang belum diperiksa IVA “Kedua inovasi tersebut kami sebut dengan Cek Dan Sadari (CEgah Kanker Serviks DengAN AplikaSi MAple-S dan Mobil Deteksi KAnkeR HIBISCUS),” ujar Sekda Pemprov DKI Jakarta Saefuloh saat presentasi dan wawancara Kompetisi dan Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2018 di Kementerian PANRB.
Ia menjelaskan, dengan inovasi Maple-S petugas kesehatan lebih mudah dalam menentukan lokasi WUS yang belum maupun sudah diperiksa IVA, serta memetakan lokasi pelayanan IVA secara tepat dan efektif. Data yang dikumpulkan ke database diperoleh melalui pendataan Tim Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH), serta peran aktif kader IVA se-Kecamatan Senen. Inovasi Cek dan Sadari ii memberdayakan masyarakat, dalam hal ini kader kesehatan, untuk memasukkan data WUS ke dalam aplikasi Maple-S.
Inovasi yang telah dibangun 2016 ini mengedepankan pentingnya peran data, yang memudahkan pengukuran program, dievaluasi, dan memudahkan petugas dalam menentukan strategi penyelesaian program tersebut. Sejak peluncurannya, Maple-S telah menampung ribuan data WUS yang sangat bermanfaat dan dapat diolah kembali untuk berbagai keperluan seperti penelitian dan lain sebagainya.
Sementara itu mobil Hibiscus mendatangi masyakarakat ke lokasi pemukiman, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mendapat pelayanan IVA. Inovasi Hibiscus juga sangat unik karena memberi nilai tambah terhadap aset mobil yang sudah tidak terpakai dengan mendaur ulang kembali menjadi sebuah mobil deteksi kanker.
Berkat inovasi Cek dan Sadari, lebih dari 2000 WUS telah dilakukan IVA, 68 diantaranya ditemukan lesi pre kanker dan telah dikrioterapi, sebanyak 67 orang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Senen, 1 orang dirujuk ke RSCM, sehingga menyelamatkan mereka dari kanker ganas yang dapat mengakibatkan kematian. Inovasi ini juga berhasil meningkatkan angka cakupan IVA per tahun di wilayah Kecamatan Senen, dari 821 IVA/tahun pada 2015 menjadi 2088 IVA/tahun pada 2017. Capaian target IVA pun meningkat menjadi 14 persen dari sebelumnya 5 persen.
Inovasi Cek dan Sadari juga telah digunakan di 5 Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Senen. Inovasi ini juga sukses digunakan dalam kegiatan IVA di luar wilayah Kecamatan Senen, dan banyak apresiasi dari berbagai pihak. (byu/HUMAS MENPANRB)