JAKARTA – Kabupaten Banyumas terus berupaya untuk meningkatkan kemandirian desa melalui pemanfaatan informasi dan teknologi, khususnya di desa terpencil yang kebanyakan berada di wilayah pegunungan dan perbukitan. Desa Dermaji yang terletak di ujung barat Banyumas juga turut memanfaatkan ketersediaan teknologi informasi untuk pengembangan desa mereka. Dengan inovasi Desa Dermaji Melek Informasi dan Teknologi atau Desa DeMIT, mereka memanfaatkan website sebagai media informasi.
Bupati Kabupaten Banyumas Achmad Husein menjelaskan, website desa adalah sebuah platform yang memungkinkan berbagai informasi penting yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan, dengan cara yang cepat, mudah, dan murah. “Kita memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung tata kelola sumber daya desa, baik SDA maupun SDM, tata kelola pelayanan publik dan peningkatan partisipasi warga desa,” jelasnya saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 di Kementerian PANRB beberapa waktu lalu.
Sebelum adanya inovasi ini, Desa Dermaji menghadapi dua tantangan besar dalam pembangunan desa. Pertama, belum dikenalnya potensi desa secara luas, sehingga menyebabkan dukungan berbagai sumber daya yang diperlukan belum optimal. Kedua, pelayanan publik yang dilakukan belum efisien dan efektif. Letak Desa Dermaji yang terpencil membuat potensi Desa Dermaji tidak banyak dikenali, baik oleh pihak supra desa maupun publik secara umum. Kondisi semacam itu menjadikan proses pembangunan desa tidak bisa berlangsung lebih cepat.
Bupati Kabupaten Banyumas Achmad Husein (kanan) dan Kepala Desa Dermaji Bayu Setyo Nugroho (kiri) saat mempresentasikan inovasi Desa DeMIT dalam KIPP 2019 di Kantor Kementerian PANRB.
Oleh karena itu, pemanfaatan website desa informasi yang baik dalam kegiatan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan dukungan berbagai pihak dan memperkuat modal sosial. “Inovasi Desa DeMIT sangat membantu upaya percepatan pembangunan desa. Melalui website desa, informasi bisa segera tersebar dan diketahui masyarakat. Website desa sangat relevan bagi Desa Dermaji, dalam rangka meningkatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat,” imbuhnya.
Husein mengungkapkan, partisipasi ditunjukkan dengan semakin banyaknya warga yang ikut menginformasikan berbagai hal yang ada di desa, baik berupa gagasan maupun potensi melalui website desa. Website desa juga dapat dijadikan sebagai media untuk menunjukkan komitmen Pemerintah Desa terhadap transparansi pengelolaan keuangan desa. Hal ini diwujudkan dalam bentuk diunggahnya dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) ke dalam website desa, yang bisa diakses secara mudah oleh warga. Melalui website desa, berbagai produk-produk unggulan lokal juga bisa ditampilkan. Website desa, sekaligus menjadi media untuk promosi usaha masyarakat.
Dengan adanya website desa, potensi wisata Desa Dermaji, yaitu wisata alam Wanasuta dan museum desa banyak diketahui publik. “Sehingga Desa Dermaji sering dijadikan salah satu tujuan wisata. Selain potensi, produk Desa Dermaji juga mulai dikenal, baik produk makanan dan kerajinan tangan,” tutur Husein.
Semua aktivitas warga di dalam desa dengan warga di luar desa juga bisa terhubung dengan website ini. Melalui website desa, kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok pemuda dan perempuan, warga desa yang ada di perantauan, di kota-kota besar bahkan di luar negeri bisa mengakses informasi tentang kegiatan pembangunan desa dengan lebih mudah dan sekaligus bisa memberi saran atau ide untuk pembangunan desa.
Lanjutnya dikatakan, keberadaan website desa berhasil mendorong warga Desa Dermaji untuk mendapat akses yang sebesar-besarnya pada informasi dan ilmu pengetahuan. Masyarakat bisa mengakses informasi tidak harus ke tempat-tempat umum, seperti balai pertemuan atau di tempat strategis. Masyarakat cukup mengakses website dermaji.desa.id dan mereka bisa mendapat informasi yang dibutuhkan.
“Adanya website, kita manfaatkan untuk memperluas ruang partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini bertujuan untuk mendorong perubahan mindset masyarakat. Jadi dengan informasi yang ada di website desa, maka masyarakat mengetahui program-program desa sehingga pembangunan desa juga transparan,” pungkasnya. (del/HUMAS MENPANRB)