Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan Lokakarya Penyusunan Proposal Inovasi Pelayanan Publik Indonesia dalam United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2019, di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (30/10).
JAKARTA - Sebagai upaya untuk mengikutsertakan inovasi pelayanan publik Indonesia ditingkat internasional, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan Lokakarya Penyusunan Proposal Inovasi Pelayanan Publik Indonesia dalam United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2019, di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (30/10).
Asisten Deputi Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik Kementerian PANRB Muhammad Imanuddin menjelaskan bahwa tujuan lokakarya untuk memberi pendampingan kepada 22 inovasi dari seluruh Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah untuk menyusun proposal inovasi dan berkompetisi di ajang UNPSA 2019.
“Lokakarya serta bimbingan teknis dimaksudkan untuk memfasilitasi inovator agar proposal inovasi yang diusulkan sesuai dengan syarat-syarat yang diminta UNPSA 2019,” katanya.
Disampaikan, bahwa saat ini terdapat 22 inovasi Indonesia yang diajukan berdasarkan hasil seleksi dari tim panitia seleksi yang telah dibentuk. Menurutnya inovasi yang terpilih juga merupakan salah satu Top Inovasi Pelayanan Publik, serta sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh UNPSA 2019.
Kriteria yang dimaksud meliputi inovasi yang baru atau inovatif, dimana inovasi merupakan pemikiran atau terobosan yang baru. Selain itu inovasi harus bermanfaat luas yang tidak hanya ditingkat lokal namun juga tingkat nasional. Kriteria lainnya, inovasi harus terlihat hasilnya nyatanya, dan yang terakhir dapat direplikasi atau ditiru oleh orang lain.
“Fasilitator berasal dari GIZ, lembaga penelitian masyarakat, dan dari Kementerian PANRB sendiri,” ujarnya.
Diharapkan melalui kegiatan ini, sejumlah inovasi pelayanan publik yang diajukan Indonesia dapat berkompetisi di ajang internasional seperti UNPSA 2019, serta dapat membangun tradisi juara yang sebelumnya berhasil diraih oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni melalui inovasi berjudul Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT) yang berhasil mendapatkan juara pertama dalam kategori menjangkau yang paling miskin dan rentan melalui layanan inklusif dan kemitraan di wilayah Asia Pasifik. (byu/HUMAS MENPANRB)