JAKARTA – Menyambut tatanan normal baru yang dicanangkan oleh pemerintah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) ajak para anggotanya melakukan penyesuaian dalam pelaksanaan program kerjanya. Sejumlah persiapan dilakukan guna mendukung rencana pemerintah tersebut, salah satunya dengan menggelar kegiatan halalbihalal Idulfitri 1441 H secara virtual.
"Walau dilakukan secara virtual, kegiatan halalbihalal ini tidak mengurangi maknanya. Silaturahmi harus tetap terjaga dalam kondisi apapun," ujar Ketua Umum DWP Pusat yang juga menjabat sebagai Penasihat DWP Kementerian PANRB Erni Guntarti Tjahjo Kumolo saat membuka halalbihalal virtual DWP Kementerian PANRB, Jumat (29/05).
Erni juga mengajak para anggota DWP Kementerian PANRB untuk melihat sisi positif dari pandemi ini. Walaupun terdapat keterbatasan selama pandemi, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk berkreasi.
Terbatasnya ruang gerak yang mengharuskan untuk terus berada di rumah, dikatakan Erni, dapat dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai peluang. "Banyak sekali yang bisa kita manfaatkan, seperti berkreasi dengan barang bekas atau juga kembangkan hobi. Anggota DWP harus menjadi pribadi mandiri dan kreatif," jelasnya.
Hal tersebut juga diamini oleh Ketua DWP Kementerian PANRB Endang F. Atmaji. Ia berencana agar beberapa kegiatan DWP nantinya bisa dilakukan secara virtual tanpa harus bertatap muka untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. "Secara virtual-pun, kita tetap bisa saling berbagi informasi yang bermanfaat seputar tips atau hobi yang bisa menginspirasi para anggota," imbuhnya.
Halalbihalal ini juga membahas protokol kesehatan dalam menyambut new normal. Materi tersebut disampaikan oleh dr. Alinda dari Rumah Sakit Awal Bros. Adanya protokol ini diharapkan dapat dilakukan sebagai upaya agar bangkit dari wabah ini.
"Kita dituntut hidup berdampingan dengan virus ini. Maka itu kita harus menerapkan cara hidup baru agar bisa bangkit dari pandemi," tutur Alinda. Ia menekankan agar masyarakat tetap menjalankan imbauan pemerintah dengan rajin cuci tangan, membawa hand sanitizer, dan melakukan social/physical distancing.
Tidak hanya itu, jika diharuskan keluar rumah, dr. Alinda juga mengimbau agar menggunakan masker kain. Penggunaannya juga harus diganti setiap empat jam untuk menghindari kemungkinan menempelnya virus di masker tersebut.
Pada anak-anak, perlu diingat bahwa masker hanya bisa digunakan untuk yang berusia di atas dua tahun. "Bagi bayi dan balita di bawah 2 tahun, harus menggunakan face shield," tegasnya. Saat dihadapkan pada kondisi harus berobat, dr. Alinda lebih menyarankan untuk mengunjungi tempat praktik dokter alih-alih ke rumah sakit.
Penggunaan aksesoris berlebihan saat keluar rumah juga tidak dianjurkan guna meminimalisir kemungkinan virus bersarang di tubuh. Lebih daripada itu, menjaga imunitas tubuh juga tidak kalah penting. "Tingkatkan imunitas diri dan keluarga dengan mengonsumsi makanan bergizi," pungkasnya. (nan/dit/HUMAS MENPANRB)