Menteri Yuddy berdialog dengan peserta pameran, usai pembukaan Temu Bakohumas Nasional di Surabaya, Selasa (17/11)
SURABAYA – Revolusi mental merupakan gerakan bersama segenap komponen bangsa. Agar gerakan nasional revolusi mental bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) berjalan efektif, jangan dipahami secara formalistik administratif, dan tidak terbatas pada program yang digerakkan anggaran.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi mengatakan, nilai revolusi mental harus dipahami dan dikembangkan dalam pelaksanaan tugas kehumasan maupun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong. "Revolusi mental merupakan gerakan bersama segenap komponen bangsa," kata Menteri Yuddy dalam acara Temu Bakohumas dan Komunitas Tingkat Nasional Tahun 2015, di Surabaya (17/11).
Karena itu, Guru Besar FISIP Universitas Nasional Jakarta ini menekankan agar gerakan bersama ini dilakukan tidak sebatas program yang digeraakkan oleh anggaran. "Jadikan revolusi mental sebagai gerakan bersama seluruh keluarga besar Bakohumas, bukan sebatas program yang digerakkan oleh anggaran," tegas Yuddy.
Dijelaskan, dengan nilai integritas yang tinggi harus mampu mengembalikan jati diri humas pemerintah sebagai abdi negara yang terpercaya. Sedangkan etos kerja untuk menegaskan bahwa humas pemerintah adalah abdi masyarakat dan pelayan rakyat yang tangguh.
Sementara dengan nilai gotong royong untuk menegakkan eksistensi humas pemerintah sebagai motor penggerak pengelolaan komunikasi publik bersama pemangku kepentingan serta komunitas masyarakat lainnya.
Insan humas harus menjadi teladan di garda terdepan dalam gerakan nasional revolusi mental aparatur sipil negara seperti yang dicontohkan Presiden selama ini. "Beliau konsisten blusukan untuk membangun komunikasi, dan tidak sungkan duduk di kelas ekonomi dan membaur dengan masyarakat. Karena keteladanan adalah panglima perubahan," ungkapnya seraya menambahkan bahwa sebagai bagian integral ASN, humas harus menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. (ris/HUMAS MENPANRB)