JAKARTA – Hasil survei tahun 2006 terdata pengguna garam beryodium masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali, selama lima tahun belum mencapai target. Penggunaan garam yodium terendah ada di Desa Sukawati, yakni 3,8 persen. Kabupaten Gianyar menduduki peringkat pertama balita stunting yaitu sebanyak 40,2 persen, yang berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Pemkab Gianyar tak tinggal diam atas keadaan ini. Pada 20 Desember 2017, Pemkab Gianyar menciptakan inovasi Goyang Gayo, yakni Gerakan Semua Orang Mengonsumsi Garam Beryodium.
Inovasi ini berjalan bekerja sama dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Kampanye Goyang Gayo dilakukan dengan menyediakan garam beryodium di warung-warung desa dan membagikannya di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Setelah inovasi ini dilakukan, dari 133 kepala keluarga sebanyak 88 kepala keluarga atau 66,2 persen sudah menggunakan garam beryodium, sedangkan 45 kepala keluarga lainnya belum.
“Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penggunaan garam beryodium dari 13,7 persen menjadi 66,2 persen,” Kepala Dinkes Kabupaten Gianyar Ida Ayu Cahyani Widyawati, pada presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Dengan disediakan garam beryodium di warung desa, maka akses warga untuk mendapatkan garam beryodium lebih mudah dengan kadar yodium sudah sesuai standar. Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penggunaan garam beryodium di rumah tangga yang sebelumnya pada tahun 2016 sebesar 3,8 persen, tahun 2017 sebesar 65,5 persen dan di tahun 2018 meningkat menjadi 76 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Ida Ayu Cahyani Widyawati (kiri) dalam presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kementerian PANRB.
Tujuan umum inovasi ini adalah meningkatkan cakupan penggunaan garam beryodium terstandarisasi di Desa Sukawati. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya manfaat garam beryodium, jenis garam beryodium yang memenuhi standar, bagaimana penggunaan dan cara penyimpanannya.
Dengan meningkatnya cakupan konsumsi garam beryodium, diharapkan dapat mengurangi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan akibat kekurangan yodium tidak hanya berakibat pada pembesaran kelenjar tiroid, tetapi juga akan menyebabkan gangguan lainnya. Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, bayi lahir mati, berat badan lahir rendah, kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan serta akan melahirkan bayi yang kretin dengan retardasi mental, stunting serta terjadi kelemahan otot.
Untuk mengatasi pengetahuan dan sikap masyarakat yang kurang tentang garam beryodium maka dilakukan kampanye Goyang Gayo di setiap dusun yang ada di wilayah Desa Sukawati. Kegiatan kampanye Goyang Gayo, meliputi penyuluhan tentang garam beryodium serta pementasan senam Goyang Gayo. “Goyang Gayo mengubah perilaku, perilaku bisa diintervensi apabila mereka ada pengetahuan,” imbuh Widyawati.
Kampanye penggunaan garam beryodium ini juga dilakukan dengan cara atraktif, yakni dengan senam dan lagu Goyang Gayo. Kegiatan kampanye dilakukan oleh para ibu-ibu di setiap dusun, yang notabene banyak berperan dalam penggunaan garam beryodium.
Inovasi Goyang Gayo yang berhasil dilaksanakan di Desa Sukawati, sudah direplikasi di desa lain, khususnya di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Sukawati. Beberapa puskesmas di Gianyar yang mengalami permasalahan tentang cakupan penggunaan garam beryodium juga sudah ada yang mengadopsi kegiatan-kegiatan yang termuat dalam inovasi Goyang Gayo.
Untuk mencapai cakupan penggunaan garam beryodium yang lebih tinggi diperlukan komitmen bersama serta koordinasi di antara pihak-pihak terkait baik dari pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat. Agar inovasi ini lebih baik maka perlu dilakukan penelitian tingkat pengetahuan masyarakat tentang Garam Beryodium sebelum dan sesudah inovasi dilaksanakan. “Kedepannya kami akan bekerja sama dengan BPOM, bagaimana garam yang didistribusikan ke masyarakat benar-benar sudah terjamin sesuai standar,” tutup Widyawati. (don/HUMAS MENPANRB)