Pin It

20190808 Cover Berita KIPP

 

JAKARTA – Pesatnya perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kutai Kartanegara turut mempengaruhi naiknya tingkat perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kutai Kertanegara. Data menunjukkan pada tahun 2016, UMKM di Kabupaten Kukar mencapai 54.414 atau menguasai sebesar 99 persen usaha dan menyerap sebesar 117.730 jiwa atau 79 persen dari total serapan tenaga kerja di Kabupaten yang beribukota di Entikong tersebut.

Namun, perkembangan UMKM ini tidak didukung dengan sistem manajemen kelola yang profesional karena rendahnya sumber daya produktif UMKM. Hal ini disebabkan karena 90 persen dari UMKM yang ada dibentuk by accident not by design. Ketidakteraturan manajemen UMKM ini menyebabkan perebutan ruang publik untuk pembinaan UMKM oleh pemerintah dan dunia usaha, rendahnya akses terhadap sumber daya produktif UMKM, serta lemahnya manajemen produksi dan hilirisasi produk-produk UMKM. Selama ini, produksi UMKM hanya menitikberatkan pada pembuatan produk dan tidak memikirkan strategi pemasaran yang baik.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menciptakan program Inovasi Dagang Kemitraan (I-DAMAN) untuk menyinergikan peran pemerintah, akademisi, dan swasta dalam melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan pengembangan UMKM serta penyediaan akses bagi sumber daya produktif yang diperlukan. Program yang berjalan sejak Maret 2018 ini didesain untuk memberdayakan UMKM untuk mengakses pasar modern dengan pola kemitraan sehingga UMKM dapat dikelola secara profesional untuk dapat menjadi kekuatan ekonomi masyarakat Kutai Kartanegara.

 

20190715 KIPP 2019 HARI KE 10 10Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah (tengah) saat presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian PANRB.

 

“Kemitraan ini kerja sama tiga pihak, karena selama ini pembinaan UMKM dilaksanakan sendiri-sendiri. Dengan kerja sama kemitraan ini, kita menjadi satu untuk menyasar para pelaku UMKM yang ada di Kutai Kartanegara,” papar Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah saat presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Ia juga menjelaskan bahwa kemitraan melalui program I-DAMAN ini berkaitan dengan penguatan kelembagaan, pembinaan, peningkatan produksi, standardisasi produksi, permodalan, hingga pasar dari produk-produk yang dihasilkan UMKM. Program kemitraan dijalankan oleh pihak swasta melalui Forum Komunikasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan memberikan akses permodalan dan akses pasar melalui toko modern, seperti Indomaret. Sedangkan pihak universitas melalui Universitas Kutai Kertanegara melakukan pendampingan dan manajerial UMKM dan ditindaklanjuti dengan fasilitasi perizinan, kebijakan, kemitraan dengan swasta dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dengan I-DAMAN, UMKM memiliki standar capaian terhadap kegiatan pembinaan yang dilakukan melalui konsep triple helix tersebut. Pembinaan dilakukan melalui pembiayaan oleh pihak swasta untuk sinkronisasi program dan kegiatan sehingga UMKM menjadi mandiri dengan mental pengusaha. Lalu dibantu oleh analisa, kajian, pendidikan kewirausahaan oleh pihak universitas untuk peningkatan kualitas UMKM melalui Laboratorium Unit Kemitraan (LUK). Dengan adanya peningkatan kualitas UMKM, terutama dari produknya, maka akan mempermudah toko modern dalam memperoleh produk lokal dengan kualitas yang dapat bersaing. Masuknya produk-produk UMKM ke toko modern ini juga akan membantu terbukanya pasar sehingga terjadi perputaran omzet yang lebih besar dan berdampak pada kemandirian UMKM.

 

20190715 KIPP 2019 HARI KE 10 11

 

Melalui LUK, pembinaan UMKM diukur dengan menggunakan tiga variabel, yakni kemitraan, produk, dan pasar. Di awal program ini diluncurkan, jumlah perusahaan pembina hanya 18 dengan UMKM binaan berjumlah 74. Berjalan setahun, perusahaan pembina meningkat menjadi 25 perusahaan dengan binaan sejumlah 95 UMKM. Kemitraan dengan toko modern pun juga bertambah, dari lima toko, bertambah empat kali lipat menjadi 21 toko.

Hal ini juga diikuti dengan diversifikasi produk yang diproduksi oleh UMKM. Awalnya, hanya ada tiga diversifikasi produk, dan berkembang menjadi enam produk yang berbeda. Produk-produk yang memiliki standardisasi juga bertambah, dari sembilan produk berkembang menjadi 21 produk. Keberadaan Gerai I-DAMAN juga menjamur. Dari tidak ada gerai sama sekali, menjadi 17 gerai yang bekerjasama dengan Indomaret serta direncanakan satu toko I-DAMAN yang akan dibuka di Kecamatan Muara Badak.

“Kemitraan ini mendorong bagaimana produk (UMKM) bisa bersaing di pasar modern, dengan berkualitas produksinya, packaging-nya, sampai mengatur kontinuitasnya. Sehingga tidak hanya bisa bersaing di pasar lokal, tapi juga bersaing di pasar modern,” tutur mantan Wakil Bupati Kutai Kartanegara ini.

Pemberdayaan UMKM melalui program ini menjadikan UMKM tidak hanya sekedar usaha sampingan bagi pegiat UMKM. Penguatan ekonomi ini terwujud atas peningkatan indikator produk yang terstandardisasi sesuai dengan kebutuhan toko modern dan terciptanya pasar terbuka bagi produk-produk UMKM. Dengan pengelolaan yang profesional, UMKM menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat dan juga Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Selain melakukan (pemberdayaan) dari sisi UMKM, kita refleksikan juga kepada hal-hal yang berkaitan dengan penguatan fungsi sosial kemasyarakatannya,” pungkas Edi. (ald/HUMAS MENPANRB)