Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Mirawati Sudjono berbincang dengan Sesmen Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara di sela-sela acara Sosialisasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2016 di Lembaga Administrasi Negara, Selasa (13/10).
JAKARTA - Tidak sedikit instansi pemerintah yang mempunyai inovasi dalam pelayanan publik. Namun jika diikutkan dalam kompetisi baik nasional maupun internasional, sering gugur. Rupanya permasalahan dalam penulisan proposal menjadi batu sandungan, penghalang untuk bisa lolos ke tahap selanjutnya.
"Sering kita itu kalah bukan karena inovasinya tapi penulisan proposalnya", ujar Deputi Bidang Pelayanan Publik Mirawati Sudjono saat Sosialisasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lembaga Administrasi Negara (LAN), Selasa (13/10).
Mirawati menghimbau, dalam penulisan proposal agar jangan terlalu banyak menuliskan kata-kata manis. "Banyak kembang yang dituliskan daripada hal pokoknya. To the point saja inovasi apa yang diajukan. Dan tuliskan before and after kondisi yang ada," imbuhnya.
Namun, dalam menuliskan proposal, ditemui juga bahwa ada kendala dalam penggunanaan bahasa tulisan, karena lebih sering menggunakan bahasa lisan. Kelemahan lainnya, inkonsistensi antara permasalahan, strategi, dan hasil yang dicapai. "Latar belakang permasalahannya apa, dampaknya apa. Sering tidak sinkron," ujar Mirawati.
Mirawati berharap dengan adanya sosialisasi kompetisi inovasi pelayanan publik ini, peserta mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang inovasi dan termotivasi untuk menciptakan inovasi. Selain itu, juga pengetahuan dalam menuliskan proposal yang benar agar lebih banyak lagi inovasi yang berjaya di dunia internasional pada khususnya. (rr/HUMAS MENPANRB)