JAKARTA – Masyarakat Kota Padang, Sumatra Barat, masih banyak beranggapan bahwa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah aib dan tidak bisa disembuhkan. Kepatuhan pasien untuk meminum obat secara rutin juga masih tergolong rendah. Untuk itu, Pemkot Padang melalui Puskesmas Nanggalo merekrut kader jiwa, yang bertugas mendeteksi dan memetakan kondisi kesehatan masyarakat.
Inovasi pemberdayaan masyarkat itu disebut Kelurahan Sehat Jiwa yang dimulai sejak 2017 di Kelurahan Kurao Pagang. “Inovasi ini menghadirkan kelebihannya, yaitu pembekalan untuk kader dari perguruan tinggi dan puskesmas, sehingga mereka memiliki kompetensi untuk mendeteksi, memetakan, dan memotivasi ODGJ untuk rutin meminum obat,” ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, dalam wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Kondisi kesehatan jiwa masyarakat yang harus dipetakan oleh para kader jiwa ini terbagi menjadi tiga, yakni keluarga sehat, keluarga dengan masalah psikososial, dan keluarga dengan gangguan jiwa. Disini, kader jiwa juga bertindak sebagai pemantau minum obat (PMO) bagi pasien di wilayahnya dan turut berperan menggerakkan masyarakat untuk kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa.
Walikota Kota Padang Mahyeldi Ansharullah saat presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kementerian PANRB.
Mahyeldi menekankan, inovasi ini tidak terlepas dari peran aktif masyarakat. Dengan adanya sosialisasi, masyarakat menjadi lebih peduli serta dapat melakukan deteksi dini jika menemukan kasus jiwa baru di sekitarnya. Kasus baru yang terdeteksi oleh kader jiwa itu kemudian dilaporkan ke Puskesmas Nanggalo guna mendapat perawatan.
Hadirnya kader jiwa ditengah masyarakat meningkatkan wawasan dan kepedulian kepada pasien ODGJ. “Penyuluhan ini juga membuat masyarakat lebih toleran dan tidak memperparah ODGJ dengan stereotip yang menempel pada mereka," jelas Mahyedi.
Lebih lanjut, dengan adanya inovasi ini, dibentuklah sebuah kelompok swabantu ODGJ yang melibatkan tetangga sekitar untuk memberikan dukungan moral kepada ODGJ dan juga keluarganya. Tidak hanya itu, terdapat koordinasi yang lebih jelas di antara stakeholder yang terlibat saat menangani pasien jiwa yang mengamuk.
Kini, dua tahun setelah adanya inovasi Kelurahan Sehat Jiwa, masyarakat Kurao Pagang dapat merasakan manfaatnya. Tidak hanya pandangan masyarakat terhadap ODGJ yang makin membaik, angka pasien yang patuh minum obat pun bertambah. "Sebanyak 29 dari 46 pasien sudah patuh minum obat," tutup Mahyedi. (nan/HUMAS MENPANRB)