Plt. Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Teguh Widjinarko saat membuka seminar daring Bincang Inspirasi ASN Seri 2, Selasa (28/04).
JAKARTA – Kemampuan menulis menjadi salah satu warisan berharga bagi aparatur sipil Negara (ASN). Dalam tugas kedinasan, ASN sangat erat dengan kegiatan menulis. Untuk itu, penting bagi birokrat senior untuk menransfer kemampuan menulisnya ke birokrat muda.
Plt. Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Teguh Widjinarko mengatakan kemampuan menulis menjadi jawaban atas kelemahan birokrasi saat ini, yaitu lamanya alih pengetahuan dari satu senior ke bawahannya. Hal ini dikarenakan budaya menulis yang kurang ditumbuh kembangkan di kalangan ASN. “Jadi penting bagi kita semua untuk belajar menulis, sehingga pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki bisa dituliskan dalam bentuk yang tampak untuk nantinya bisa dipelajari oleh junior-junior kita,” ujar Teguh saat membuka seminar daring (webinar) Bincang Inspirasi ASN, Selasa (28/04).
Pada kesempatan tersebut, Teguh juga menyampaikan optimisme terhadap birokrat-birokrat muda saat ini yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di masa depan. Hal ini bisa dilihat dari munculnya para abdi negara dengan talenta-talenta terbaik dan menginspirasi yang turut berkontribusi dalam Bincang Inspirasi ASN ini. “Menurut saya, banyak pelajaran yang bisa diambil dari seminar daring ini sehingga nanti teman-teman bisa menjadi birokrat yang andal,” pungkas Teguh.
Bincang Inspirasi ASN edisi kedua yang mengambil tema “Produktif dalam Menulis” ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi ASN untuk menunjang kemampuan literasi dasar di era digital saat ini. Enam literasi dasar tersebut antara lain literasi baca tulis, numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Dengan menghadirkan para tokoh yang berpengalaman di bidang penulisan diharapkan dapat memotivasi ASN maupun masyarakat umum untuk meningkatkan produktivitas selama work from home.
Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh ASN. Literasi dasar tersebut harus diikat dengan empat kompetensi dasar yang sekaligus adalah kata kunci dalam literasi yang disebut dengan 4K. “Ada empat kata kunci dalam literasi yaitu, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpikir kritis,” jelas Maman Suherman, seorang pegiat literasi sekaligus penulis senior, saat menjadi pembicara dalam Bincang Inspirasi ASN.
Selain empat kompetensi dasar tersebut, pria yang akrab disapa Kang Maman ini menekankan bahwa kemampuan menulis harus didasari kecintaan akan membaca terlebih dahulu. Kang Maman menceritakan pengalaman dibalik awal kecintaannya pada dunia penulisan. Ia mengungkapkan bahwa almarhum ayahanda mengajarkannya sejak kecil untuk Iqra. “Bapak saya bilang kalau kamu bisa membaca, kamu pasti akan menulis, dan setelah itu kamu bisa hidup di mana saja, di pekerjaan apa saja,” katanya.
Menurut Maman, mustahil untuk menyukai dunia menulis apabila tidak menyukai dunia membaca. Hal ini karena menurutnya menulis adalah membaca berulang-ulang. Dengan membaca maka akan membantu ketajaman imajinasi dan pemikiran seseorang. Intinya adalah seseorang harus memiliki motivasi yang kuat mengapa dia harus menulis.
Hal yang sama diungkapkan Rita Nurlita Setia yang juga turut mengisi Bincang Inspirasi ASN sebagai pembicara. Profesinya sebagai Pranata Humas di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok dan juga sebagai seorang ibu membuatnya semakin mudah untuk memotret fenomena-fenomena yang bisa dijadikan motivasi untuk menulis.
Profesinya sebagai ASN yang berkegiatan di dunia kehumasan sejalan dengan tugasnya untuk mengajarkan literasi digital bagi masyarakat Kota Depok. Dan sebagai seorang ibu, sehari-hari ia mendampingi buah hatinya dalam menanamkan literasi digital sejak dini, seperti cara menggunakan internet dengan baik.
Hal yang tak kalah penting bagi Rita adalah dalam menulis kita harus mengetahui siapa target audiens kita. Aspek ini penting agar bahasa yang kita gunakan dalam menulis dapat disesuaikan dengan target audiens sehingga pesan yang ingin kita sampaikan melalui tulisan bisa tersampaikan.
Rita juga mengatakan apa yang ia ketahui dan praktikkan sebisa mungkin ia bagikan kepada masyarakat. Meskipun hal tersebut terlihat sederhana, ia berharap apa yang ia bagikan bisa berguna bagi masyarakat. “Saya percaya sesuatu yang datangnya dari hati, disampaikan dari hati, juga akan sampai ke hati, ” imbuh Rita. (del/HUMAS MENPANRB)