Menteri PANRB Syafruddin saat bertemu dengan Walikota Mojokerto Ika Puspitasari pada KIPP hari ke-9, di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (12/07).
JAKARTA – Walikota Mojokerto Ika Puspitasari baru saja selesai menyajikan inovasi pelayanan publiknya di hadapan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019. Di akhir sesi, para inovator dan tim panel berfoto bersama yang berlanjut dengan obrolan mengenai pengembangan inovasi. Dari pintu utama ruang presentasi, tiba-tiba Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin bergabung dengan tim panel dan inovator.
Sontak, kedatangan Menteri Syafruddin membuat suasana riuh. Seisi ruangan, terutama jajaran Pemkot Mojokerto, bergantian menyalami sang menteri. Pembicaraan tentang pengembangan, replikasi, dan keberlanjutan inovasi menggaung pada hari ke-9 tahap wawancara dan presentasi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019, di Ruangan Sriwijaya Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (12/07).
Instansi pemerintah pusat, daerah, lembaga, bahkan BUMN, didorong untuk terus melakukan inovasi pada bidang pelayanan publik. Kompetisi ini dinilai sebagai motivasi yang dapat merangsang pertumbuhan inovasi di berbagai sektor. Tujuan akhirnya adalah pelayanan publik yang efisien, murah, modern, serta jauh dari praktik korupsi.
Melalui inovasi pula, penyelenggara pelayanan publik bisa membuktikan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Bicara inovasi tentu tak selalu berkaitan dengan penggunaan teknologi. Inovasi yang tampil dalam kompetisi ini juga banyak yang fokus kepada pemberdayaan masyarakat, penyuluhan, dan sebagainya.
“Kita pacu, kita beri stimulus supaya mereka berinovasi, khususnya dalam pelayanan publik. Ada yang dilakukan dengan percepatan, bagaimana teknologi ditampilkan, kemudian ada juga yang merangkul publik,” ujar Menteri Syafruddin, saat meninjau tahapan presentasi dan wawancara 99 inovasi pelayanan publik terbaik itu.
Tahapan presentasi dan wawancara ini akan menentukan inovasi yang masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik. Inovasi terbaik itu, kemudian akan diperlombakan dalam United Nations Public Service Awards (UNPSA) yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam ajang internasional itu, pelayanan publik Indonesia dua kali menjadi juara. Pertama, adalah Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT) dari Teluk Bintuni, Papua Barat, menjadi juara pada tahun 2018 lalu. Sejarah juga ditorehkan pada tahun 2019 melalui inovasi petabencana.id dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Berlokasi di Heydar Aliyev Center, Baku, Azerbaijan, Menteri Syafruddin didampingi pihak BNPB menerima penghargaan UNPSA tersebut.
Kementerian PANRB tak henti mendorong setiap instansi pemerintah untuk melakukan inovasi pelayanan publik dari berbagai sisi. Kepuasan masyarakat, adalah nilai tak terhingga yang diraih jika kualitas pelayanan publik terus membaik. “Ini kita lakukan terus-menerus sehingga betul-betul semua unit kerja kita harapkan untuk melakukan inovasi, sehingga masyarakat bisa terlayani dengan baik, bisa mendapatkan kepuasan, dan bahkan kebahagiaan,” pungkas Menteri Syafruddin. (don/HUMAS MENPANRB)