BANDUNG - Wakil Presiden Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla (JK) didaulat menjadi anggota kehormatan Paguyuban Pasundan pada acara pembukaan kongres Paguyuban Pasundan ke-42 di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (21/08).
"Kami memberi kehormatan Pak JK bergabung dengan keluarga Paguyuban Pasundan. Itu berdasarkan hasil rapat, kami bergembira jika Pak JK menjadi anggota kehormatan paguyuban pasundan," kata Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi.
Menurut Didi, dari awal berdiri Paguyuban Pasundan menonjolkan egaliter. Buktinya ketua Paguyuban Pasundan pertama berasal dari keturunan raja Gowa, Sulawesi Selatan, leluhurnya pak JK.
JK sendiri menyampakan apresiasi atas pengangkatan dirinya menjadi anggota kehormatan. Menurutnya, hubungan suku Bugis (MakasSar) dan Sunda dari sejak dulu sudah baik. "Hubungan antara orang Sunda dan Bugis sangat erat karena sewaktu era kolonial, banyak pejuang Bugis yang dibuang Belanda ke Jawa Barat. Sedangkan saat Sulawesi Selatan mengalami kekacauan pada masa revolusi kemerdekaan, pasukan Siliwangi yang membantu mengatasinya," ujar JK.
Dia juga mengaku kagum kepada Paguyuban Pasundan yang selama 102 tahun mampu bertahan. Hal ini terjadi karena Paguyuban Pasundan mampu mengembangkan sumber daya manusianya dengan pendidikan. "Hendaknya falsafah Nyunda, Nyantri dan Nyakola tetap dijaga," tuturnya.
JK pun secara resmi membuka kegiatan kongres Paguyuban Pasundan dengan memukul kentongan yang disaksikan langsung oleh sekitar 500 peserta kongres Paguyuban Pasundan. Kongres sendiri rencananya akan digelar selama tiga hari dari 28, 29 dan 30 Agustus mendatang yang bertempat di Pangandaran.
Pada kesempatan lain, Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi, yang turut hadir bersama Menteri Kominfo Rudiantara, pada acara pembukaan Kongres Paguyuban Pasundan tersebut, menyampaikan pesan hendaknya Paguyuban Pasundan sebagai organisasi kemasyarakatan yang berbasis budaya, mampu menjadi motor penggerak dalam mengaktualisasikan kearifan budaya Sunda, "Ki Sunda Kudu Nyunda, Nyantri, Tur Nyakola".
"Nyunda, maknanya Ki Sunda harus mengetahui, memahami dan mencintai budaya Sunda dalam bingkai budaya nasional. Nyantri artinya Ki Sunda harus senantiaSa menjaga ketaqwaannya kepada Allah SWT. Nyakola, dimaksudkan agar Ki Sunda terus belajar dan menuntut ilmu sepanjang hayat," ujar Yuddy. (Hs/HUMAS MENPANRB)