Pin It

cover kipp 2019

 

JAKARTA - Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan, masih cukup tinggi. Demikian pula yang dialami Kabupaten Banjarnegara khususnya UPT Puskesmas Pejawaran. Tahun 2015, UPT Puskesmas Pejawaran memiliki angka kematian bayi sejumlah 22 kasus. Hal inilah yang mendorong lahirnya inovasi OCe OKe (One Client One Kader).

OCe OKe merupakan bentuk pelibatan kader dalam pemantauan kesehatan ibu hamil melalui pendampingan Satu Ibu Hamil oleh Satu Kader yang Berbasis Kewilayanan (Siasat Keren). Inovasi OCe OKe Siasat Keren membantu miminimalisir faktor penyebab dengan mengenali atau mengidentifikasi tanda bahaya kehamilan lebih dini, mengambil keputusan untuk meminta pertolongan tenaga kesehatan, dan mendorong ibu untuk segera mendapatkan pelayanan kesehatan.

Di Kabupaten Banjarnegara, telah teridentifikasi berbagai faktor penyebab kematian ibu dan bayi. Faktor tersebut dikenal dengan istilah 3T, yakni terlambat deteksi bahaya dini sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat pelayanan kesehatan. “Dengan inovasi OCe OKe, kematian ibu dan kematian bayi turun secara signifikan,” ujar Wakil Bupati Banjarnegara Syamsudin saat presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

 

20190709 Inovasi OCE OKE 1

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara saat mempresentasikan inovasi OCe OKe dalam KIPP 2019, di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

 

Lebih lanjut, Syamsudin menuturkan inovasi ini merupakan upaya pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk mendorong tercapainya target Sustainable Development Goals (SDGs). Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat tergantung pada peran aktif seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, organisasi profesi, maupun seluruh elemen di masyarakat. “Tantangannya memang memastikan adanya komitmen dari semua elemen, masyarakat, pimpinan daerah, desa dan kabupaten, tapi terus kita upayakan,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya inovasi ini memaksimalkan peran kader sebagai mitra petugas kesehatan. Untuk memudahkan pendampingan dibuat lembar pemantauan. Kader tersebut fokus pada empat hal yakni, mengingatkan jadwal pemeriksaan setiap bulan, deteksi faktor resiko yang dilakukan pada trimester 1, bila terdapat faktor resiko dicatat pada kolom faktor resiko, pemantauan kesehatan janin yang dilakukan mulai trimester 2 dengan menghitung jumlah gerakan janin dalam 24 jam, serta komitmen Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

Hasil evaluasi implementasi OCe OKe menunjukkan bahwa dalam dua tahun, dari 2017 hingga 2018, tidak ada kasus kematian ibu, dan penurunan kasus kematian bayi dari 22 di tahun 2015 menjadi 10 di tahun 2018. Wakil Bupati Banjarnegara Syamsudin berharap, hasil yang baik ini dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara. “Harapannya 20 kecamatan, 260 desa, 12 kelurahan di wilayah Banjarnegara bisa merasakan manfaat dari OCe OKe Siasat Keren,” tutupnya. (rum/HUMAS MENPANRB)