Para anggota DWP berlatih patchwork dan quilting di Ruang Sriwijaya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Jumat (2/02).
JAKARTA - Pemandangan cukup berbeda terlihat di Ruang Sriwijaya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Jumat (2/02). Tangan-tangan terampil ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PANRB terlihat memadukan jarum, benang, kain berwarna-warni, dan menciptakan sebuah karya.
Didampingi oleh Penasehat DWP Kementerian PANRB Ny. Mulyani Syafruddin dan Ketua DWP Kementerian PANRB Ny. Endang F. Atmaji, para anggota DWP berlatih patchwork dan quilting. Patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan kain perca yang memiliki motif dan warna berbeda menjadi bentuk baru. Biasanya, potongan-potongan perca yang digunakan berbentuk geometris.
Seni menggabungkan perca ini sudah ada sejak kedatangan bangsa Eropa ke Amerika untuk pertama kalinya dan tercipta tanpa sengaja. Ketika itu, para pendatang tersebut kesulitan mendapatkan selimut. Maka, dibuatlah selimut dengan cara menyambungkan kain-kain sisa.
Sedangkan quilting, adalah kerajinan perca yang seluruhnya dijahit dengan teknik tusuk tindas mengikuti gambar yang terdapat pada kain. Ada beberapa versi berkaitan dengan asal mula seni quilting ini. Ada yang mengatakan, quilt berasal dari seni tradisional Inggris. Namun, ada juga sumber yang menyebutkan quilt sudah ditemukan di dalam makam-makam kuno di Mesir sebagai 'bekal' perjalanan menuju akhirat.
Ny. Endang F. Atmaji menuturkan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada anggota. "Tujuannya untuk memberdayakan ibu-ibu DWP agar bisa berdaya juang secara finansial, maka kita perlu bekali dengan keterampilan," ujarnya seusai pelatihan, Jakarta, Jumat (22/02).
Ika Mangkurat, dan timnya sudah memiliki produk kerajinan yang diberi nama Becik Craft, dipercaya menjadi instruktur bagi para anggota dan pengurus DWP Kementerian PANRB. Mereka menyediakan bahan, alat, serta contoh hasil karya patchwork dan quilting. Perlahan tapi pasti, ia memberikan pengenalan dan praktik pembuatan karya tersebut kepada masing-masing anggota.
Pelatihan ini dimulai dari pengenalan patchwork dan quilting, peralatan yang dibutuhkan, serta membimbing para anggota DWP satu per satu. "Alhamdulillah kita bisa ikuti proses kegiatan itu dari awal pembuatan pola, kemudian diarahkan quilting itu sendiri. Kita langsung praktik," ungkap Ny. Endang.
Hasil akhir dari praktik ini adalah karya berbentuk pouch atau dompet kecil yang biasa digunakan untuk menyimpan peralatan kosmetik. Pouch motif bunga dengan paduan berbagai macam warna menjadi buah tangan para anggota DWP atas hasil pelatihan hari ini. Ny. Endang mengatakan, praktik hari ini bisa dilakukan di rumah dan hasilnya bisa menambah ekonomi keluarga. "Harapan kita, teman-teman DWP bisa melakukan kegiatan itu untuk bisa punya keterampilan dan bisa dijual," imbuhnya.
Bukan pertama kalinya pelatihan ini diberikan. DWP Kementerian PANRB setiap bulan mengadakan pertemuan yang produktif, yang diharapkan bisa bermanfaat bagi anggota DWP dan keluarganya.
Rencananya, dalam pertemuan berikutnya, Ny. Endang mengatakan akan memberikan pelatihan membuat shibori, yakni teknik pewarnaan kain yang berasal dari negeri matahari terbit, Jepang. "Setiap bulan kita akan selalu isi. Bulan Maret besok kita akan latihan shibori," pungkasnya. (don/HUMAS MENPANRB)