SURABAYA - Pasung yang dianggap sebagai jalan pintas bagi sebagian masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan jiwa, kini sudah semestinya ditinggalkan. Pemprov Jawa Timur, melalui Rumah Sakit Jiwa Menur, telah berhasil melepas pasung dan membina korban pasung menuju kemandirian.
Melalui sebuah inovasi bertajuk MLM (Multi Level Manajemen) Pasung, sejak semester ll 2014 ada 56 pasien yang berhasil disembuhkan dan diberdayakan di masyarakat. "Memang ada juga yang kambuh, yakni tiga orang dan dirawat ulang di RSJ," ujar Sadikin, pengurus Rumah Sakit Jiwa Menur Jatim, disela2 pameran hari ke-3 di Jatim Expo Surabaya.
MLM Pasung merupakan manajemen pelepasan pasung di pedesaan yang dipelopori RSJ. Menur, Provinsi Jawa Timur. Inovasi ini merupakan salah satu dari 99 TOP Inovasi Pelayanan Publik 2016. Saat ini, lanjut Sadikin, MLM-Pasung memasuki gelombang ke-3, semester pertama tahun 2016. "Ada 15 pasien yang dikader untuk mandiri," imbuhnya.
Sadikin menambahkan, selama 2014 - 2015 RSJ Menur sudah menangani 300 pasien. Sebagian besar sudah mandiri. Disebutkan, beberapa diantaranya yang di Ponorogo, menjalani profesi sebagai gembala ternak, pengerajin dan pembuat kue camilan. Sedangkan di Sidoarjo ada yang bekerja di pencucian mobil. "Jika MLM dalam dunia marketing dipakai untuk meningkatkan penjualan, di MLM Pasung dipakai untuk menurunkan korban pasung," tutur Sadikin.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan menstimulasi fungsi otak. Caranya, pasien dilatih mengerjakan berbagai keterampilan, seperti merangkai bunga, membuat gantungan kunci dan tas dari plastik dan manik-manik. Beberapa diantara mereka juga dilatih mandiri dengan mengerjakan tugas rutin yang ringan, seperti tukang bersih-bersih.
Akhiat (35) merupakan salah satu korban pasung selama 5 tahun. Sejak MLM-Pasung dimulai th 2014 maka awal tahun dia berhasil dibebaskan, dengan proses pendekatan yang panjang kepada masyarakat dan keluarga. Saat ini Akhiat sudah mengalami kemajuan, ingatannya sudah pulih. Namun betapa terkejutnya ketika ia mengetahui ibunya sudah tiada.
Akhiat menganalogikan seperti kehilangan sandal saat habis Shalat Jumat. "Kamu tau rasanya seperti ketika kamu mau pulang jumatan tahu-tahu sandalmu hilang? Begitulah rasanya dipasung. Kamu baru tau artinya kebebasan setelah terpenjara," ujar Akhiat saat ditanya bagaimana perasaannya setelah bebas dari pasungan.
Selama ini, daerah Ponorogo memiliki angka pasung tertinggi di Jatim, dan dianggap sebagai daerah endemik pasung. Berdasarkan laporan dari Dinas kesehatan kabupaten/kota di Jawa Timur, sampai 2014 diperoleh data 764 kasus pasung yg berada di 35 kab/kota.
Namun pelaksanaan program Jatim bebas pasung yang dimulai tahun 2014 ternyata tidak mudah. Masalah pemasungan menjadi fenomena gunung es. Sebagian besar warga masih menilai bahwa pasung merupakan aib sehingga tidak dilaporkan ke petugas kesehatan.
Permasalahan makin kompleks dan dilematis ketika fenomena pasung disorot oleh media asing. Pemasungan diserukan sebagai pelanggaran HAM oleh WHO, sedangkan di Indonesia jumlah penderita gangguan jiwa yang dipasung malah semakin meningkat.
Fenomena pasung memang merupakan problem sosial yang kompleks. Untuk menangani dibutuhkan kerjasama lintas sektor. Peran tokoh agama untuk menurunkan kecemasan keluarga, peran masyarakat agar mendukung proses serta situasi pembebasan pasung, peran perangkat desa untuk melakukan pemetaan dan idnetifikasi kasus, dan sektor lainnya agar proses berjalan lebih optimal. Jadi diperlukan multi level manajemen atau MLM untuk melepas pasung. (nrl/ HUMAS MENPANRB)