Peraih Penghargaan Top 3 PNS Inspiratif 2019 dr. Virna Dwi Oktariana
JAKARTA – Glaukoma menjadi penyakit serius yang dihadapi masyarakat karena bisa menyebabkan kebutaan. Selain pengobatan glaukoma tergolong mahal karena harus implan, ketersediaannya pun terbatas. Dokter Virna Dwi Oktariana, tak tinggal diam melihat kondisi yang sudah terjadi bertahun-tahun tersebut. Ia menciptakan Virna Glaucoma Implant yang dikembangkan bersama PT Rohto Laboratories Indonesia. Inovasi itu terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, berkualitas baik, dan aman bagi pasien.
Harga Virna Glaucoma Implant hanya 30 persen dari harga pasaran pada umumnya. “Harga Virna Glaucoma Implant yakni dua juta rupiah, sedangkan produk yang serupa sekitar 8 hingga 10 juta,” jelas dr.Virna, yang menjabat sebagai koordinator pendidikan dokter dan pasca-dokter Departemen Mata Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Kiara.
Penggunaan Virna Glaucoma Implant memiliki keberhasilan yang baik dan sebanding dengan implan glaukoma di pasaran. Implan tersebut sudah mendapat izin edar yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, untuk di produksi secara masal. Namun, tak hanya soal bisnis, sasaran utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan logistik terkait kasus glaukoma di Indonesia.
Dibandingkan dengan implan glaukoma umum, implan ciptaan dr. Virna memiliki beberapa keunggulan. Virna Glaucoma Implant berbahan dasar polymethilmethacrylate (PMMA) dengan tingkat kerataan permukaan yang lebih baik dibanding implan glaukoma lain yang berbahan silikon.
Permukaan implan glaukoma yang kasar cenderung menarik sel-sel radang. Reaksi peradangan dari penggunaan implan berbahan silikon cukup besar dibandingkan dengan implan glaukoma yang berbahan dasar PMMA. Virna Glaucoma Implant memiliki desain yang unik dan berbeda dibandingkan implan glaukoma kebanyakan. Memiliki desain yang dinamis dan bahan yang licin, memudahkan Virna Glaucoma Implant untuk dimasukkan dan diselipkan di antara otot dekat mata.
Awalnya, produk Virna Glaucoma Implant by Rohto, yang menyematkan nama inovatornya ini dibuat untuk mencapai gelar Doktoral, dengan arahan dari pembimbing dr. Virna. “Awalnya Virna Glaucoma Implant itu proyek saya untuk pendidikan Strata-3, saya juga diskusi dengan pembimbing,” jelas dr. Virna.
Dijelaskan, untuk meciptakan implan glaukoma tersebut dibutuhkan kontribusi dari pihak industri. Kemudian, dr.Virna mendatangi dan meyakini pihak Rohto untuk mendukung proyek tersebut. Proyek Virna Glucoma Implant dimulai dari mendesain produk agar dapat menyesuaikan dengan rata-rata ukuran mata orang Indonesia, yang memakan waktu selama kurang lebih satu hingga dua tahun.
Selama proses desain, dr. Virna meminta Tim Rohto untuk menyediakan bahan-bahannya. Kemudian ia mengajukan proposal untuk disertasinya, dan penelitian ini dilakukan sejak Mei 2015 secara bertahap. “Jadi dua arah saya menyiapkan desainnya, kemudian saya meminta pihak Rohto untuk menyiapkan bahannya, kemudian saya ajukan proposal dan akhirnya di tahun 2015 saya baru penelitian,” kata dr. Virna.
Uji coba dilakukan pada kelinci yang menderita glaukoma, dan setelah pemasangan implan selama dua bulan, evaluasi menunjukkan hasil yang baik. Usai pemasangan implan, kornea kelinci semakin jernih, tekanan bola mata menurun, serta mata kelinci menjadi lebih cerah.
Untuk uji coba kepada pasien manusia dilakukan secara bertahap. Dimulai dari dua pasien, kemudian ditambah 10 pasien, yang hasilnya dipantau dan ditindaklanjuti selama satu tahun. Setelah hasilnya dinyatakan baik, ditingkatkan lagi menjadi 100 pasien. Saat ini lebih dari 200 pasien sudah dipasangkan Virna Glaucoma Implant, dan memiliki keberhasilan baik.
Dalam pengembangannya, dr. Virna juga mengajarkan dokter-dokter dari berbagai daerah di Indonesia, agar dapat mengerjakan operasi implan ini. Ia berharap penggunaan implan ini akan semakin meluas dan dapat memeratakan proses penyembuhan di daerah. Dengan penyebaran inovasi ini di berbagai daerah, pasien tidak perlu datang ke RSCM, kecuali jika kasusnya tidak bisa ditangani di daerah. “Saya juga mengajarkan operasi mata glaukoma implan kepada dokter-dokter di beberapa daerah seperti di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara,” terangnya.
Selain itu, dr. Virna juga terlibat dalam pengabdian masyarakat, seperti program screening mata dan juga operasi katarak. Kegiatan ini dijadwalkan setiap satu bulan sekali. Selama kegiatan ini para dokter bisa mengoperasi 40 hingga 80 pasien selama satu hari. Dr. Virna juga mengikuti bakti sosial ke daerah-daerah yang bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau Indonesian Ophthalmologist Association dalam program pemberantasan buta katarak.
Kerja keras dr. Vina untuk kesehatan mata masyarakat membuahkan hasil yang membanggakan. Ia meraih piala Adhigana kategori PNS Inspiratif dalam ajang Anugerah ASN 2019 yang diadakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Ia beraharap, inovasinya dapat membantu mempertahankan penglihatan seseorang sampai akhir hayatnya. Selain itu beliau juga berharap agar banyak dokter-dokter lain yang dapat mengerjakan pemasangan implan tersebut, sehingga banyak orang yang bisa tertolong. “Semoga ini bisa memotivasi orang lain untuk membuat sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat, lingkungan, negara ini, bahkan dunia ini,” ujar dr. Virna.
Prestasi dr. Virna pun diapresiasi oleh Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI RSCM dr. Andi Arus Victor. Baginya, dr. Virna memiliki kepribadian yang tekun, teliti, serius, dan bertanggung jawab dalam hal pekerjaan. Menurutnya, inovasi ciptaan dr. Virna bisa menjadi inspirasi serta contoh bagi yang lainnya untuk melakulan hal yang bermanfaat bagi institusi, pendidikan, dan negara.
Dr. Andi berharap Virna Glaucoma Implant bisa diikuti oleh staf pengajar dan tenaga kesehatan lainnya. “Harapannya tentunya akan diikuti oleh kita semua sebagai staf pengajar dan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya. (fik/HUMAS MENPANRB)