Andy F. Noya saat menjadi pembicara dalam seminar daring Bincang Inspirasi ASN Edisi 4, Selasa (12/05).
JAKARTA – Kesuksesan tentu menjadi impian semua orang. Namun sebuah kesuksesan sendiri dapat dimaknai secara berbeda bagi setiap orang. Kerapkali kesuksesan dimaknai sebagai pencapaian materi, harta, atau jabatan.
Namun hal ini dipandang berbeda oleh Jurnalis Senior sekaligus Presenter Andy Flores Noya. Menurut Andy, kesuksesan tidak melulu soal kekayaan atau materi saja, tetapi apa esensi hidup kita. “Dalam kehidupan, hal yang paling esensial adalah ketika hidup kita bukan hanya untuk kita lagi, tetapi ketika kita bisa berbuat dan berbagi untuk orang lain,” ujar Andy saat menjadi pembicara dalam seminar daring Bincang Inspirasi ASN Edisi 4, Selasa (12/05).
Andy mengatakan banyak orang menganggap berbagi pasti identik dengan uang. Padahal berbagi tidak melulu soal uang. Bahkan ada orang yang enggan berbagi karena ingin menunggu kaya terlebih dahulu. “Sehingga sampai meninggal dia tidak pernah berbagi dan berbuat baik,” katanya.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kalimat ini mungkin sering kita dengar di kehidupan kita sehari-hari. Ini mengingatkan kita bahwa bermanfaat bagi orang lain tidak harus dengan memberikan materi atau uang saja, tetapi bagaimana kita bisa berbagi ilmu, pengetahuan, keahlian, atau bahkan melalui profesi yang kita jalani.
Sama halnya dengan aparatur sipil negara (ASN). Seseorang bisa berkontribusi nyata kepada bangsa, negara, dan masyarakat dalam pengabdiannya sebagai ASN. “Banyak hal yang bisa teman-teman ASN lakukan dengan bidang pekerjaan yang ditekuni, asal mengerti makna dan tujuan dari hidupnya,” tutur presenter talk show Kick Andy tersebut.
Andy menuturkan, ketika seorang ASN bekerja maka ia perlu kembali bertanya pada dirinya sendiri apa manfaat dari pekerjaannya itu bagi orang lain. Pemahaman ini tentunya bisa mendorong gairah untuk bekerja dan melakukan tugasnya lebih dari sekadar untuk mencari makan, menghidupi keluarga, atau mengejar materi semata. Ini karena mengejar materi semata pada akhirnya membuat seseorang tidak memiliki makna dalam hidup. “Karena memberi itu selalu membuat orang bahagia. Tangan di atas selalu lebih baik,” ucapnya.
Tidak hanya bagi ASN, tetapi juga dengan profesi-profesi lainnya. Kita perlu kembali menanyakan apa sebenarnya tujuanku bekerja serta apakah pekerjaanku ini bermakna dan bermanfaat untukku dan orang lain. Mengapa pertanyaan-pertanyaan ini perlu kita tanyakan kembali ke diri sendiri, karena saat ini Andy melihat masih banyak anak-anak muda yang tersesat dalam ketidakbahagiaan karena menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion atau lentera jiwanya.
Pria yang akrab dipanggil Bang Andy ini mengungkapkan bahwa dia termasuk orang yang beruntung menemukan lentera jiwanya sejak dini, yaitu menulis. Ia menilai orang yang sudah menemukan lentera jiwa secara otomatis akan menikmati pekerjaannya. “Saya bahagia sudah menemukan lentera jiwa saya, karena kalau orang menjalankan pekerjaannya dan dia bahagia pada saat bekerja, prestasi itu tinggal tunggu waktu,” tukasnya.
Andy menambahkan, pada akhirnya ketika kita sudah bisa memahami makna dan tujuan hidup kita, maka apa yang kita kerjakan menjadi pekerjaan yang sangat berharga. “Karena meskipun harus bekerja sampai malam, tapi ada sesuatu yang terpikirkan bahwa aku bekerja untuk membantu dan berbuat bagi orang lain, bukan semata-mata untuk diri sendiri atau keluargaku,” tambahnya.
Ditengah pandemi Covid-19 saat ini, banyak orang mengeluhkan tidak bisa melakukan apa-apa dari rumah. Padahal justru ditengah pelaksanaan work from home sekarang ini tantangan yang sesungguhnya adalah diri sendiri. Tergantung pada diri kita sendiri, apakah kita mau dikalahkan oleh keadaan/situasi atau kita justru keluar dari persoalan untuk mencari alternatif.
Untuk itu, Andy mengajak ASN dan masyarakat untuk memanfaatkan WFH ini untuk belajar banyak hal baru dari rumah dengan memanfaatkan teknologi digital dan informasi yang begitu banyak. Ia juga menyarankan agar ASN maupun non-ASN bisa mencoba mengkontemplasi apakah ilmu yang sudah dipelajari selama ini adalah yang terbaik yang diajarkan atau disampaikan kepada orang lain.
“Inilah saatnya kita belajar. Orang-orang kreatif mencari kesibukan untuk memperkaya dirinya dengan ilmu pengetahuan, tetapi orang-orang yang tidak kreatif pasti hanya akan mengeluh saja,” pungkas Andy. (del/HUMAS MENPANRB)