MANADO - Keberhasilan dari pelaksanaan gerakan revolusi mental dapat dilihat dari mental Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai penyelenggara pemerintahan. Dengan melakukan perubahan mental para ASN, pemerintah dapat berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik untuk masyarakat dan juga merubah mental masyarakat ke arah yang lebih baik.
Melalui Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Melayani, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin bertekad untuk melaksanakan perubahan pelayanan publik sehingga dapat menginspirasi nasional serta menjadi warisan bangsa. "Jika saudara sekalian berhasil melakukan perubahan mental ASN, maka perubahan itu akan menular, menjadi teladan dan inspirasi, memberikan dorongan perubahan mental dan budaya di masyarakat," ujar Syafruddin saat membuka Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Melayani di Kota Manado, Sabtu (27/10).
Dikatakan, perubahan yang diinginkan adalah berupa birokrasi pemerintahan yang lebih fokus memberi pelayanan berkualitas kepada masyarakat, mengerti harapan rakyat, dan bebas dari unsur KKN. Dengan perubahan revolusi mental pada ASN, diharapkan para ASN dapat berkinerja lebih baik, sehingga terdapat peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Perubahan harus dilakukan secara menyeluruh dan dilakukan secara sadar sehingga menghasilkan komitmen untuk melayani masyarakat dengan cepat oleh seluruh jajaran pemerintah. "Karena tolak ukur suatu negara yang besar bukan dilihat dari luas wilayah ataupun jumlah warganya lagi, melainkan dari pelayanan yang diberikan negara kepada masyarakat," jelasnya.
Tolak ukur pelayanan tersebut dilihat dari kecepatan pelayanan, mengejar ketertinggalan, serta dapat mengadopsi hal-hal baru sesuai perkembangan zaman. Salah satu upaya pemerintah untuk melakukan percepatan pelayanan publik adalah melalui Gerakan Revolusi Mental, dimana salah satu programnya adalah Gerakan Indonesia Melayani (GIM). Melalui GIM, Kementerian PANRB ditunjuk menjadi koordinator berdasarkan Instruksi Presiden No. 12/2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Menurutnya, GIM menjadi alas sekaligus semangat bagi jajaran pemerintahan untuk fokus pada penciptaan budaya pada lingkungan Aparatur Sipil Negara. Begitu juga program lainnya yakni Gerakan Indonesia Bersih, Tertib, Mandiri, dan Bersatu ditujukan untuk menciptakan perubahan budaya di masyarakat.
Mantan Wakapolri ini mengungkapkan, revolusi mental terlihat dari pagelaran Asian Games dan Asian Para Games 2018 lalu. Dalam dua pagelaran olahraga internasional itu, kontingen Indonesia berhasil melampaui target pencapaian medali. "Ini salah satu bukti bahwa revolusi mental sudah ada dalam sanubari masyarakat kita," imbuhnya.
Perubahan yang terjadi diharapkan menjadi manifestasi komitmen untuk melayani, dari seluruh jajaran pemerintah, pemerintah daerah dari pimpinan sampai unit-unit terkecil. Bukan berubah karena mengikuti keadaan semata-mata, tapi berubah karena kesadaran sehingga dapat mengakar. "Perubahan-perubahan itu harus menyeluruh dari kepala sampai telapak kaki, dari pejabat pimpinan tinggi sampai level pelaksana," tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir juga Kapolda Sulawesi Utara Irjen Bambang Waskito, Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa Kementerian PANRB, Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum Kementerian PANRB Tin Zuraida, Staf Ahli Bidang Budaya Kerja Kementerian PANRB Teguh Wijanarko, serta Staf Khusus Menteri PANRB Bidang Komunikasi Dudy Purwagandi. (don/ald/HUMAS MENPANRB)