Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, dalam acara Pelepasan Alumni PKN Tingkat I Angkatan XLIII Tahun 2019 di Auditorium Lembaga Administrasi Negara (LAN) Veteran, Jakarta, Kamis (5/12).
JAKARTA - Persaingan antar-negara dalam dunia internasional terus meningkat. Di tingkat dunia, daya saing Indonesia berada di peringkat 50, yang tentu butuh perbaikan agar kuat dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Setidaknya, ada tiga alasan mengapa daya saing sangat penting bagi sebuah negara.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo, dalam acara Pelepasan Alumni PKN Tingkat I Angkatan XLIII Tahun 2019 di Auditorium Lembaga Administrasi Negara (LAN) Veteran, Jakarta, Kamis (5/12). Alasan pertama adalah produktivitas. "Semakin tinggi daya saing sebuah negara, menunjukkan semakin tinggi produktivitas warga negaranya," jelas Menteri Tjahjo.
Alasan kedua, menurut Menteri Tjahjo, adalah investasi. Daya saing sebuah negara yang semakin tinggi, akan menarik investasi asing masuk ke negara tersebut yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Alasan ketiga, adalah stabilitas dan ketahanan. "Negara yang memiliki daya saing tinggi juga menunjukkan kemampuan untuk menjaga stabilitas dan ketahanan ekonomi dari kemungkinan resesi," ungkap Menteri Tjahjo.
Secara sederhana, daya saing sebuah negara merujuk kepada kemampuan negara tersebut membangkitkan atau menciptakan kesejahteraan bagi warga negaranya. Persaingan dunia saat ini mendorong pemerintah semakin dinamis terhadap segala perubahan. Sistem pemerintahan yang lincah atau agile, adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya saing kelas dunia.
Tentu saja, menciptakan pemerintahan yang lincah butuh pimpinan unit kerja yang dinamis. Menurut Kepala LAN Adi Suryanto, seorang pemimpin harus memahami permasalahan yang ada dalam organisasinya secara keseluruhan. "Kita bisa memetakan permasalahan dan melakukan terobosan-terobosan inovasi baru untuk menjadikan organisasi kita lebih berkualitas," ujar Adi, di hadapan 34 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLIII dan 60 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIV tahun 2019.
Seorang pemimpin perubahan harus memiliki kemampuan bagaimana merangkul, membawa, mengajak semua orang ke arah yang lebih baik. Kemampuan komunikasi seorang pemimpin juga sebuah hal yang penting.
Tak lupa, ia mengajak semua peserta untuk terus melakukan inovasi. Terlebih, LAN memiliki Laboratorium Inovasi yang masuk dalam 99 inovasi terbaik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019. Semua tindakan inovatif, hingga perbuatan dan tutur kata pimpinan organisasi akan diperhatikan oleh jajarannya. "Sebarkan virus-virus inovasi sehingga seluruh Indonesia melakukan perubahan," pungkas Adi dalam acara tersebut.
Pada pelepasan itu pula, peserta menerima pin dan piagam kelulusan. Selain itu, penghargaan makarti turut diberikan bagi lima lulusan terbaik. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian PANRB M. Yusuf Ateh, Deputi bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN Basseng, serta para tamu undangan. (don/clr/HUMAS MENPANRB)