JAKARTA - Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi mengatakan, peringatan World Ocean Day dijadikan momentum untuk menggelorakan isu poros maritim secara berkesinambungan, untuk bisa menjadikan Indonesia negara yang kokoh. "Sekarang kita sudah ada satu legacy yang harus terus kita kembangkan dan daya gunakan sehingga memberikan nilai ekonomis tinggi dan memantapkan poros maritim," kata Yuddy saat membuka sarasehan nasional peringatan World Ocean Day bertajuk Menuju Negara Maritim di Jakarta, Senin (08/06).
Yuddy mengatakan, poros maritim merupakan satu isu yang terus ada, namun terkadang timbul dan tenggelam. "Ketertarikan saya terhadap isu maritim ini sebenarnya sejak saya masih menjadi anggota DPR tahun 2008-2009. Saat itu saya di Komisi I yang konsen terhadap Angkatan Laut," kisahnya.
Saat itu, lanjutnya, angkatan laut Indonesia masih sangat lemah, padahal Indonesia memiliki laut yang sangat luas. Yuddy sempat bertemu dengan salah seorang konseptor kelautanan, Marwoto Yuwono, dan membicarakan mengenai konsep poros maritim. "Beliau menjelaskan tentang sejarah maritim Indonesia, posisi strategis Sunda Kelapa dan betapa pentingnya kemaritiman Indonesia di mata dunia, yang menorehkan sejarah yang panjang," kata Yuddy.
Oleh karena itu, melalui kegiatan sarasehan ini, kita jadikan isu-isu poros maritim menjadi satu momentum yang berkesinambungan. "Kita bicarakan, kita gagas dan kita bangun untuk bisa menjadikan Indonesia negara yang kokoh," kata Yuddy.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) Dedy H. Sutisna mengatakan, kebijakan poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo menjadi fokus pembangunan Indonesia saat ini.
Poros Maritim Dunia mengacu pada lima pilar utama pembangunan yaitu pembangunan kembali Budaya Maritim, Komitmen Menjaga dan Mengelola Sumberdaya Laut dengan Fokus Membangun Kedaulatan Pangan Laut, Komitmen Mendorong Pengembangan Infrastruktur dan Konektivitas Maritim, serta Diplomasi Maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerjasama pada bidang kelautan dan membangun kekuatan pertahanan maritim.
Menurut Dedy, Poros Maritim perlu menjadi sebuah doktrin agar bangsa Indonesia melihat realitas geografis, geostrategis dan geo ekonomi Indonesia yang masa depannya tergantung, dan pada saat yang bersamaan ikut mempengaruhi dinamika di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. "Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia harus menegakkan baik kedaulatan ekonomi dan kedaulatan wilayah NKRI. Pembangunan Nasional pun harus diarahkan untuk berparadigma kelautan (ocean-based development)," kata Dedy.
World Ocean Day (WOD) atau Hari Lautan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 8 Juni, merupakan hari peringatan yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB tahun 2009 melalui Resolusi 63/111. Peringatan WOD bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tantangan global yang dihadapi oleh dunia internasional mengenai pentingnya mengelola, menjaga, dan melestarikan laut secara berkelanjutan (sustainable) untuk kepentingan masyarakat dinia.
Tema peringatan tahun 2015 ini adalah "Healthy Oceans Healthy Planet" yang mengandung makna bahwa kita akan menjamin bahwa lautan yang memenuhi kebutuhan saat ini harus dijaga kelestariannya agar dapat diwariskan pada generasi yang akan datang. Sarasehan memperingati WOD ini dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari perwakilan Kementerian/Lembaga, para pakar kelautan, pemerhati kelautan, akademisi, dan stakeholder kelautan lainnya. Selain sarasehan, DEKIN juga menyelenggarakan Jalan Sehat yang diikuti oleh ratusan peserta di Jakarta. (ns/HUMAS MENPANRB)