DENPASAR - Perhatian Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, terhadap Angeline (8), bocah yang hilang sejak 16 Mei 2015 lalu di Denpasar Bali, dilakukan di sela acara workshop sinergi kampanye revolusi mental ASN dan reformasi birokrasi, serta pencanangan Zona Integritas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.
"Walaupun sibuk, pak Menteri sebagai pembantu Presiden terpanggil untuk memberikan perhatian terhadap hilangnya Angeline" ungkap Juru Bicara Menteri PANRB, Herman Suryatman di Denpasar (06/06).
Herman menegaskan bahwa setelah mendapatkan informasi terkait Angeline, Menteri Yuddy terus meluncur ke rumah orang tuanya untuk menyampaikan simpati.
Ibu Angeline, menurut Satpam yang bertugas menjaga rumah, baru bersedia menerima apabila didampingi salah satu anaknya, yakni kakanya Angeline. Setelah dihubungi oleh Satpam melalui sambungan telepon, sang kakak Angeline mengaku tengah di perjalanan menuju lokasi dan meminta pak Menteri menunggu 30 menit. "Karena waktu mepet menjelang sholat Jum'at, pak Menteri tidak bisa menunggu lama. Beliau langsung meluncur ke Polda" ujar Herman.
Setelah sholat Jum'at di mesjid Polda, Menteri Yuddy memberikan motivasi kepada jajaran kepolisian untuk melakukan akselerasi pencarian dan penyelidikan atas hilangnya Angeline.
Herman mengungkapkan, tidak benar Menteri Yuddy ditolak, apalagi sampai diusir dari rumah Angeline. "Saya berada di samping beliau dan langsung mendengar percakapan Satpam via telepon dengan kakak Angeline. Jadi sama sekali tidak ada penolakan. Pak menteri tulus, atas nama negara beliau hadir disana dan kebetulan tengah bertugas di Bali," pungkas Herman. (swd/HUMAS MENPAN)