SERANG - Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi kembali melakukan Safari Ramadhan, untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan dengan baik, dan ASN tidak terganggu meski menjalankan ibadah puasa. Kali ini Yuddy menyambangi Provinsi Banten, tepatnya di Serang, yang 8 tahun lalu dimekarkan menjadi Kota Serang dan Kabupaten Serang.
Setibanya di kantor Walikota Serang sekitar pukul 10.30, Menteri sedikit heran, karena lokasi kantor tersebut masih sepi, cukup jauh dari pusat kota, dan tidak tersedia angkutan umum. Bahkan Yuddy mendengar pengakuan wartawan yang harus naik ojek dengan ongkos sekitar Rp 10.000 untuk menuju kantor tersebut.
Yuddy mengadakan audiensi dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor Walikota Serang, Jumat (10/07). Ternyata, Walikota Serang Haerul Jaman memerintahkan anak buahnya, untuk menyambut kedatangan Menteri PANRB diwajibkan menggunakan seragam baju putih, meskipun pada hari Jumat mereka biasanya memakai pakaian batik.
Menteri mengawali arahannya, Yuddy mengatakan agar Pemkot Serang dapat mendesain tata ruang kota menjadi lebih baik. Pasalnya, Ibukota Provinsi merupakan role model bagi daerah lain di sekitarnya, setidaknya di wilayah Provinsi Banten. "Jika tidak baik, tidak pantas menjadi ibukota," ujar Yuddy saat berdialog dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Serang.
Yuddy yang sebelumnya sempat melakukan salat Jumat di masjid lingkungan Pemkot Serang, mengingatkan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan adalah pembenahan pelayanan publik. Diyakini, kalau pelayanan publik baik, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat, para investor akan saling bercerita dan akhirnya pemodal lain akan datang ke Kota Serang juga untuk berinvestasi. "Mereka akan menjadi faktor penarik dari kegiatan investasi. Ujung-ujungnya, akan membuka lapangan kerja baru, otomatis tingkat kemiskinan akan berkurang, dan PAD juga akan naik," jelas Yuddy.
Dikatakan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah diperintahkan untuk mengutamakan pelayanan kegiatan investasi. Karena itu Menetri Yuddy juga mendorong agar pelayanan publik yang berhubungan dengan investasi terus ditingkatkan. "Fokuskan pembenahan pelayanan perijinan, yang di dalamnya banyak SKPD yang terlibat. Pastikan pengusaha yang datang terlayani dengan baik. Tidak ada yang titip menitip dan KKN serta menyalahgunakan wewenang," ujar Yuddy.
Kepada seluruh ASN, Menteri Yuddy menegaskan bahwa untuk mewujudkan perbaikan pelayanan publik, hal terpenting harus dilakukan adalah perubahan mentalitas ASN itu sendiri, selain masalah fasilitas serta proses bisnisnya. Karena itu Menteri menegaskan agar ASN menanggalkan mental priyayi, dan menggantinya dengan mental melayani. “Itulah esensi dari revolusi mental aparatur,” imbuhnya.
Usai salat Jumat, Yuddy menyambangi kantor Imigrasi kelas I Kota Serang. Tampak suasana sepi, karena habis salat Jumat dan mungkin banyak warga masyarakat yang sudah disibukkan mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri. Hanya tampak ada orang tua yang tengah mengantarkan anaknya mengurus pembuatan paspor, karena akan mengikuti kegiatan di Myanmar. Seperti biasanya, Menteri Yuddy berdialog dengan pengunjung kantor imigrasi tersebut.
Dari Imigrasi, Blusukan Ramadhan dilanjutkan ke Dinas Ketenagakerjaan. Pertama kali menginjakkan kaki, perhatian Yuddy langsung tertuju pada lantai di gedung tersebut sangat kotor seperti tidak pernah disapu dan dipel. "Pak lantai ini kotor sekali. Jika ada masyarakat ke sini, tapi kantornya seperti ini ya kurang minat," kata Yuddy kepada Walikota Serang TB. Haerul Jaman.
Kemudian Yuddy bergeser ke sebelah kiri, untuk meninjau pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Serang, yang letaknya berdampingan dengan Dinakertrans. Sambil menunduk dan tanya-tanya pada petugas, Yuddy merasakan hal yang tidak enak saat bertanya pada petugas. "Ini memang harus nunduk seperti ini ya?" sergahnya pada Walikota dan Sekda Kota Serang.
Loket pelayanan pada Dispendukcapil tersebut memang terlihat kacanya ditutupi kertas. Sehingga masyarakat yang akan bertanya atau mengurus KTP harus berkomunikasi melalui lubang kecil dan agak menunduk untuk melihat petugas yang berada di dalam loket.
Perhatian Yuddy juga tertuju ke kotak untuk menilai kepuasaan pelanggan yang menurutnya juga harus diganti, karena dikunci dengan menggunakan gembok. "Nanti kalau kuncinya hilang, susah ini. Atau ada yang ganti-ganti sendiri," ujarnya.
Kemudian Yuddy bergeser ke kantor BPTPM yang letaknya masih satu ligkungan dengan dua kantor pelayanan sebelumnya. Sambil berjalan, Yuddy melihat ada barang-barang yang tidak terpakai tapi digeletakkan di depan dan bisa terlihat masyarakat. "Pak kebersihannya harus terus dijaga. Diberi target kepala dinas kebersihannya. Kalau tidak memenuhi target, dicopot," tantang Yuddy.
Blusukan dilanjutkan dengan menyambangi RSUD Kabupaten Serang, dan sejumlah unit pelayanan publik di Ibukota Provinsi Banten itu. (rr/HUMAS MENPANRB)