CIREBON -- Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi kembali mengingatkan bahwa kepentingan rakyat harus tetap diutamakan dalam berbagai lingkup kehidupan, tidak terkecuali dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Hal itu disampaikan oleh Yuddy ketika menanggapi keluhan yang disampaikan oleh perwakilan Yayasan Cirebon mengenai polemik debu dari lalu lintas truk angkutan batu bara di Kota Cirebon yang mengganggu kesehatan masyarakat setempat.
"Sudah bertahun-tahun masyarakat di kawasan yang dilewati oleh truk angkutan baru bara tersebut mengalami kerugian, tidak hanya rugi secara kesehatan, melainkan juga rugi secara waktu untuk menghadapinya," ujar perwakilan Yayasan Cirebon Endrawati kepada Yuddy ketika bertemu di acara halal bihalal yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurushidiiq dan Yuddy Chrisnandi Centre di Kota Cirebon, Jumat (31/7) malam.
Seperti diceritakan oleh Endrawati, lalu lintas angkutan batu bara tersebut banyak menyalahi aturan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang dilintasinya. Kerugian utama yang diakibatkannya adalah ancaman bahaya kesehatan pernapasan akibat paparan debu hitam dari lalu lintas tersebut. Lebih utamanya lagi hal tersebut mengganggu kenyamanan siswa di beberapa sekolah yang berada di sekitarnya.
Salah satu sekolah yang terparah mengalami polusi tersebut, menurut Endrawati, adalah Yayasan Sekolah Santa Maria di Jalan Sisingamaraja Kota Cirebon. Di sana debu hitam batu bara sering menyumbat saluran pendingin udara sehingga membuat sirkulasi udara menjadi berbahaya bagi siswa.
Selain itu, masih menurut Endrawati, petugas kebersihan di sana bahkan sampai harus menyapu paparan debu hitam tersebut sekurang-kurangnya sepuluh kali sehari, tentunya dengan risiko gangguan kesehatan pernapasan yang tidak main-main.
"Saya sangat khawatir dengan masa depan para siswa di sana karena masalah polusi udara ini dapat berdampak panjang merugikan mereka (para siswa). Saya memohon bantuan Bapak Menteri untuk membantu memberikan rujukan koordinasi antar pemangku kepentingan di Kota Cirebon untuk menangani masalah ini karena selain polusi udara, lalu lintas angkutan batu bara tersebut juga seringkali kelebihan muatan," lanjut Endrawati menjelaskan.
Menurut Endrawati, Yayasan Sekolah Santa Maria dan beberapa penggugat lainnya pernah ditawari ganti rugi berupa kompensasi. Namun hal itu ditolak karena dinilai tidak menyelesaikan masalah.
"Benar itu, kompensasi tidak menyelesaikan masalah karena ini menyangkut masa depan generasi penerus bangsa. Saya akan segera meminta Polres Cirebon untuk berkoordinasi dengan Pemkot Cirebon untuk menindak lanjuti masalah ini. Kepentingan rakyat harus diutamakan sebagaimana yang diaamanatkan oleh pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," tegas Yuddy menanggapi.
Selain mengenai isu polusi udara, Yuddy juga turut memberi tanggapan mengenai isu keamanan yang belakangan menjadi polemik di wilayah Kota Cirebon dan sekitarnya. Isu utama polemik keamanan adalah mengenai isu kerukunan bermasyarakat, dimana terkadang masih ditemui tawuran antar warga di beberapa titik di Kota Cirebon dan daerah perbatasannya.
Yuddy minta agar pihak keamanan di Kota Cirebon terus mendorong seluruh elemen masyarakat yang untuk bersama mengawal keamanan Kota Cirebon. "Pantau terus, jangan sampai ada celah bibit konflik masuk," tegas Yuddy kepada Wakapolres Kota Cirebon Kompol Sharly Solu yang juga hadir dalam acara halal bihalal tersebut.
Dalam hal ini, Menteri mengingatkan pentingnya kebersamaan antara pemerintah kota, instansi pemerintah, dan masyarakat sangat penting agar kondisi Kota Cirebon selalu kondusif.
Ayah Ayesha itu berharap melalui acara halal bihalal tersebut, Yuddy Chrisnandi Centre yang merupakan wadah politik dan sosial binaannya Yuddy di eks Karesidenan Cirebon, dapat membantu mengawal pembangunan Kota Cirebon dan sekitarnya yang pro rakyat. (hfu/HUMAS MENPANRB)