Menteri Yuddy sedang menepuk hewan qurban dari Presiden Joko Widodo, sebelum diijabkabulkan dan diserahkan kepada H. Mubarok, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal. Jakarta (24/09)
JAKARTA-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, mewakili Presiden Joko Widodo menyerahkan hewan qurban, seekor sapi lokal seberat 1,3 ton kepada Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) H. Mubarok usai sholat Idul Adha di masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (24/09).
"Saya hadir atas nama Bapak Presiden, beliau berhalangan karena saat ini sedang melaksanakan tugas kenegaraan di Banjarmasin, beliau meninjau langsung bencana asap. Dengan kunjungan lapangan, Bapak Presiden dapat memberikan arahan dan solusi yang tepat. Karena itu, dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, saya serahkan hewan qurban dari Bapak Presiden," ujar Yuddy.
Lebih lanjut dikatakan, sudah puluhan tahun tradisi kenegaraan penyerahan hewan qurban dilakukan oleh Presiden langsung. Untuk pertama kalinya Presiden menugaskan menteri. "Beliau sendiri melaksanakan ibadah sholat Idul Adha di Banjarmasin," imbuh Yuddy.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Jalil menyerahkan hewan qurban Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, seberat 1,2 ton. Wakil Presiden saat ini tengah melaksanakan tugas kenegaraan ke Amerika Serikat.
Menteri Yuddy atas nama keluarga besar Kementerian PANRB, juga menyerahkan hewan qurban berupa seekor sapi seberat 983 kg kepada panitia.
Sholat Idul Adha dipimpin imam Drs. H. Hasanuddin Sinaga, MA, serta khotib Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga.
Dalam khutbahnya, Prof. Amin Abdullah menyampaikan tema "Berkorban untuk kemajuan bangsa dan peradaban". Menurutnya, apabila bangsa Indonesia ingin maju harus mampu mengambil hikmah dari perayaan Idul Adha.
"Marilah kita cermati kembali pesan al-Qur'an tentang berkorban bagi kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegqra. Menjalankan ajaran dan perintah agama sekarang ini memerlukan kontekstualisasi atau fresh ijtihad," ajak Amin.
Amin juga menyiratkan bahwa tindakan pengorbanan nabi Ibrahim AS dan nabi Ismail AS memang unik dan penuh nilai yang dicatat dengan tinta emas dalam sejarah agama-agama. Setidaknya ada 3 nilai fundamental keagamaan dan keihsanan yang terkandung dalam tindakan seseorang untuk rela berkorban, yakni disiplin, etos dan dedikasi.
"Pertama disiplin, yakni kesiapan dari dalam diri seseorang untuk mentaati dan mematuhi aturan, tata tertib, hukum, kontrak sosial yang telah disepakati bersama," kata Amin.
Yang kedua menurut Amin adalah etos, yakni adanya motivasi dari dalam diri pribadi yang mampu mendorong, membangkitkan semangat dan menghimpun tenaga berdaya kekuatan besar untuk menjalankan tugas, meraih cita-cita besar, luhur dan mulia.
Selanjutnya yang ketiga adalah dedikasi. "Yakni kerelaan menjalankan tugas dengan sepenuh hati, penuh semangat, tanpa ragu dan terlibat penuh dalam menyelesaikan tugas apapun untuk meraih cita-cita luhur," ujar Amin. (hs/HUMAS/MENPANRB)