Pin It

20190717 Menuju Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2

Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa dalam Rapat Koordinasi Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019 di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu (12/06).

 

JAKARTA - Tahap wawancara dan presentasi Top 99 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) telah usai. Kini, inovasi dari berbagai instansi pemerintah itu memperebutkan posisi 45 inovasi terbaik. Tim Evaluator dan Tim Panel Independen (TPI) akan melakukan verifikasi lapangan untuk melihat secara nyata inovasi yang menjadi unggulan.

Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa mengatakan, verifikasi lapangan penting sebagai bukti dari inovasi yang dipresentasikan. "Selain hasil presentasi, tim panel dan tim evaluator akan cek langsung bagaimana fakta di lapangan," ujar Diah, di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu (17/07).

Sebelum verifikasi lapangan, pemerintah juga akan memberikan penghargaan kepada Top 99. Diah mengatakan, penghargaan Top 99 akan diserahkan oleh Menteri PANRB Syafruddin di Semarang, 18 Juli 2019.

Dalam melakukan observasi dan verifikasi lapangan, TPI meminta Tim Evaluator atau menugaskan mystery shopper dengan mengedepankan integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Verifikasi diperlukan untuk memastikan kesesuaian informasi antara proposal dan dokumentasi inovasi dengan fakta di lapangan.

Khusus kepada pemerintah daerah yang masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan memberikan Dana Insentif Daerah (DID) untuk anggaran tahun 2020.

Inovasi-inovasi itu juga akan dikirim untuk mengikuti ajang kejuaraan dunia dalam United Nations Public Service Awards (UNPSA). UNPSA dinyatakan oleh PBB sebagai penghargaan PBB yang paling prestisius, karena melibatkan berbagai sektor lembaga internasional untuk pencapaian Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan 2030.

Indonesia mencatatkan prestasi internasional yang membanggakan dari hasil KIPP. Pada UNPSA 2015 di Kolombia, dua inovasi Indonesia yaitu Kemitraan Dukun Beranak dengan Tenaga Medis Dalam Rangka Mengurangi Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan dari Kabupaten Aceh Singkil dan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) dari Kabupaten Sragen mendapatkan posisi runner up.

Kemudian pada UNPSA 2018 di Maroko, Indonesia bahkan mendapatkan posisi pertama untuk inovasi Pengendalian Malaria dengan Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT) dari Kabupaten Teluk Bintuni. Di tahun 2019, Indonesia kembali mendapatkan posisi pertama untuk inovasi PetaBencana.id dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menerima penghargaannya pada tanggal 24 Juni 2019 di Baku, Azerbaijan.

Indonesia saat ini sedang menuju tradisi juara UNPSA, karena sejak keikutsertaan Indonesia pada tahun 2014, 2015, 2018, dan tahun 2019, Inovasi Indonesia menempati posisi juara. "Oleh karena itu untuk UNPSA 2020, kami akan memulai seleksi terhadap Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 untuk diikutsertakan dalam UNPSA 2020," tandas Diah. (don/HUMAS MENPANRB)